- (ANTARA/Azmi Samsul Maarif)
Kasus Covid-19 Melonjak 6.000 Per Hari di Singapura, Bandara Soetta Perketat Kedatangan Internasional
Tangerang - Kasus Covid-19 kembali melonjak di sejumlah negara, Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Banten memperketat pengawasan terhadap kedatangan penumpang internasional.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuha (KKP) Bandara Soetta Tangerang Naning Pranoto melalui keterangan tertulisnya, mengatakan pengawasan tersebut dilakukan setelah adanya lonjakan Covid-19 di Singapura yang mencapai 6.000 kasus per hari.
"Prinsipnya sama, varian apapun pengawasan kami karena yang paling penting asal melakukan prokes (protokol kesehatan), maka akan terhindar," katanya.
Ia menyebutkan dalam proses pengawasan kali ini dilakukan dengan cara menyiagakan thermal scanner di pintu masuk kedatangan bandara internasional.
Jika nantinya terdapat penumpang dari luar negeri yang ditemukan suhu tubuhnya melebihi 37,5 derajat Celsius, maka akan langsung disarankan melakukan tes usap.
"Jadi thermal scanner itu sebagai garda depan dalam deteksi dini penumpang yang terpapar Covid-19 atau tidak," ujarnya.
Ia menerangkan bagi penumpang yang ditemukan positif terpapar virus corona, selanjutnya akan dilakukan tes PCR oleh petugas kantor kesehatan setempat dengan berkoordinasi bersama Kemenkes RI.
"Kalau kami kan bersama Kemenkes koordinasi ke Soetta dirujuk ke Jakarta, setelah PCR positif dilanjutkan ke pemeriksaan, untuk mengetahui variannya apa," jelasnya.
Dalam deteksi melalui pemasangan thermal scanner di terminal, pihaknya juga melakukan pemeriksaan terkait dengan ciri-ciri atau gejala terhadap penumpang.
"Jika ada penumpang yang mengeluh sakit batuk pilek dan suhu di atas 37 derajat Celsius, maka petugas bakal mengobservasi lebih lanjut," ungkap dia.
Muncul Subvarian Baru Omicron XBB
Pandemi Covid-19 belum usai, 24 negara di dunia termasuki Indonesia kembali melaporkan kasus baru Covid-19 varian XBB, subvarian dari Omicron.
Dilansir dari laman Kemkes.go.id, subvarian XBB menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi di Singapura. Dilaporkan pada pekan lalu, kasus Covid-19 meningkat lebih dari dua kali lipat dalam sehari, dari 4.700 pada Senin (17/10/2022) menjadi 11.700 pada hari Selasa (18/10/2022).
"Peningkatan kasus gelombang XBB di singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2," jelas Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. M. Syahril.
Sementara di Indonesia, Omicron XBB pertama kali teridentifikasi pada seorang perempuan 29 tahun, asal Surabaya, Jawa Timur. Ia tertular setelah melakukan perjalanan dari Lombok, Nusa Tenggara Timur. Dan ini merupakan kasus pertama subvarian XBB dengan penularan transmisi lokal.
Tak berbeda jauh dengan subvarian Covid-19 lainnya, para ahli menyebut gejala yang di timbulkan oleh subvarian ini cenderung ringan. Sebagaimana yang dialami oleh pasien pertama Omicron XBB di Indonesia, gejala yang dialami pasien adalah batuk, pilek, demam.
"Ada gejala seperti batuk, pilek, dan demam. Ia [pasien] kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September," jelas Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, dikutip dari laman Sehat Negeriku Kemenkes.
Pasien kemudian dinyatakan sembuh pada 3 Oktober lalu, setelah menjalani beberapa waktu isolasi. Namun, meski gejala yang muncul cenderung ringan masyarakat perlu tetap waspada karena subvarian satu ini lebih mudah menular dibandingkan subvarian lainnya.
Melansir lama Kemenkes, adapun cara mencegah infeksi subvarian Omicron XBB, mirip dengan penegahan subvariant lain dari Covid-19, yakni :
1. Memakai masker dengan benar
2. Menghindari kerumunan
3. Mencuci tangan dengan air dan sabun
4. Melakukan testing jika mengalami tanda dan gejala Covid-19
5. Segera melakukan vaksinasi Covid-19 untuk meningkatkan proteksi terhadap virusnya.
Kementrian Kesehatan juga melakukan langkah pencegahan dengan meningkatkan pengawasan terhadap kedatangan WNI dan WNA ke Indonesia. (mg9/mii/ant/muu)