Prof. Rokhmin Dahuri.
Sumber :
  • IST

Prof. Rokhmin Dahuri: Ekonomi Hijau dan Biru Bangun Dunia Sejahtera, Adil, dan Berkelanjutan

Kamis, 10 November 2022 - 16:49 WIB

Jakarta - Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS mendapatkan gelar Profesor Kehormatan (Profesor Emiritus) dari Departemen of  Internasional Development Cooperation Shinhan University, Korea Selatan, Selasa (8/11/2022). 

Dihadiri Dr. Kang Sung-jong, Presiden Universitas Shinhan, Profesor dan Dewan Senat Universitas Shinhan, Wakil Rektor dan Dekan Fakultas, Universitas Shinhan, Bupati Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia, Perwakilan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea, Sivitas Akademika Universitas Shinhan;
“Pada awalnya saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dr. Kang Sung-jong, Presiden Universitas Shinhan dan Universitas Shinhan. Sungguh suatu kehormatan dan kehormatan besar bagi saya untuk menerima Profesor Kehormatan,” ujar Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University di Shinhan University Seoul, mengangkat tema  “Green and Blue Economy to Build a Prosperous, Just, and Sustainable World”.

Oleh karena itu, Prof. Rokhmin Dahuri berjanji akan melakukan yang terbaik untuk berkontribusi dalam upaya kolaboratif, terpadu, dan berkelanjutan dengan semua pemangku kepentingan untuk menjadikan Universitas Shinhan sebagai salah satu Universitas Kelas Dunia terbaik dalam waktu dekat. 

“Kontribusi saya akan berupa pengajaran, penelitian, inovasi, dan kerjasama internasional di bidang Pembangunan Berkelanjutan termasuk Ekonomi Hijau, Ekonomi Biru, Teknologi Industri 4.0, dan Sciences of Our Changing Planet Earth,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Prof. Rokhmin memaparkan, sejak Revolusi Industri pertama tahun 1753, Kapitalisme (Paradigma Pembangunan Konvensional) telah membuat perekonomian dunia tumbuh sangat pesat sebesar 3 - 4 persen per tahun, dari PDB global sekitar US$ 0,45 triliun menjadi US$ 100 triliun pada 2019. Sebelum 1750-an sebagian besar negara di dunia miskin.

Sejak itu jumlah dan persentase orang miskin dunia telah menurun. Apalagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipicu oleh orientasi mencari keuntungan dari Kapitalisme sangat fenomenal yang membuat hidup manusia lebih sehat, lebih mudah, lebih cepat, dan lebih nyaman.

“Namun, Kapitalisme hingga saat ini belum mampu mengangkat warga dunia dari kemiskinan. Kesenjangan antara penduduk kaya vs penduduk miskin (ketidaksetaraan ekonomi) baik di dalam maupun antar negara semakin melebar,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan-RI 2001 – 2004 itu.

Berita Terkait :
1
2 3 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:34
01:08
05:45
02:30
02:10
01:29
Viral