- Istimewa
Masyarakat Butuh “Vaksinasi” agar Tak Terjebak Hoaks Pemilu 2024
“Pemilu serentak 2024 memberikan tantangan lebih besar terhadap jurnalis dan pemeriksa fakta dibandingkan pemilu sebelumnya. Oleh karena itu, Fact-checking Summit ini menjadi forum yang tepat untuk merefleksikan dan menyatukan langkah untuk bersama-sama mendorong komitmen multipihak agar menyediakan informasi yang penting dan akurat bagi publik,” kata Adi Marsiela.
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) melalui Wahyu Dhyatmika selaku Sekretaris Jenderal AMSI memberikan pernyataan bahwa kontribusi CekFakta.com mengawal akurasi dan kredibilitas informasi selama masa kampanye dan hari pemungutan suara pada pemilu adalah tradisi baik yang harus dipertahankan. Pasalnya, pada momen pemilu (ketika seluruh rakyat memutuskan siapa para wakil dan pemimpinnya) kebutuhan akan informasi bebas manipulasi menjadi amat krusial.
Pada Pemilu 2019, untuk pertama kalinya CekFakta.com melakukan verifikasi atas klaim para kandidat selama debat presiden dan juga berkolaborasi melakukan debunking hoaks pada hari pemungutan suara. Hal serupa dilakukan CekFakta.com pada pemilihan kepala daerah serentak 2020 lalu.
“Kali ini, untuk Pemilu 2024, kami punya cukup waktu untuk bersiap dan belajar dari pengalaman mengawal pemilu sebelumnya, agar ajang demokrasi ini benar-benar mencerminkan aspirasi rakyat, tidak tercemar oleh serangan hoaks.”
Selama ini, Mafindo, AJI, dan AMSI berkolaborasi melawan mis/disinformasi. Berkaca dari pemilu sebelumnya, tak cukup melakukan cek fakta terhadap hoaks yang beredar. Cek fakta ibarat pemadam kebakaran mematikan api. Selain cek fakta yang biasa disebut debunking, yang perlu dilakukan adalah mencegah hoaks beredar. Caranya adalah dengan memberi “vaksin” kepada masyarakat.
“Vaksinasi” hoaks politik itu bertujuan agar masyarakat memiliki kekebalan menghadapi hoaks. Mereka paham ketika mendapatkan informasi dari media sosial maupun sumber lain apakah itu fakta, fitnah, atau hoaks.
Mafindo, AJI, dan AMSI melakukan “vaksinasi masyarakat”, dengan program prebunking. Menurut First Draft News, prebunking adalah proses membongkar kebohongan, taktik, atau sumber sebelum informasi keliru menyerang. Prebunking bersifat memberdayakan. Misalnya, membangun kepercayaan dengan memberi tahu cara membedakan informasi palsu atau upaya manipulasi lainnya. Jika dianalogikan dalam kebakaran, debunking diibaratkan memadamkan api, sedangkan prebunking adalah upaya mencegah terjadinya kebakaran.