- Istimewa
Upak Pontutn Motif Dayak Deah, Hasil Riset Budaya di Desa Pangelak
Suhadi, seorang pemuda penggerak di Desa Pangelak bersama warga desanya berinisiatif untuk menyelenggarakan lokakarya (workshop) pengolahan kulit kayu dan pembuatan lukisan kulit kayu pada November tahun 2022.
Lokakarya tersebut bertujuan untuk memunculkan kembali motif-motif Dayak Deah dalam olahan peralatan hidup yang dibuat, misalnya lukisan dinding dari kulit kayu, tas kecil, dan asesoris lainnya, yang telah dipamerkan pada awal Desember 2022.
Suhadi merupakan Daya Warga dari Desa Pangelak. Daya Desa dan Daya Warga adalah sebutan untuk tokoh penggerak Pemajuan Kebudayaan Desa, sebuah program yang digagas sejak 2021 oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek)
Pada tahun 2021, Daya Desa dan Daya Warga dari Desa Pangelak sudah berhasil mendapatkan motif-motif Dayak Deah dari hasil riset. Setelah melalui proses temu kenali budaya, motif-motif tersebut memiliki arti mendalam bagi masyarakat Dayak Deah. “Kami riset untuk menggali kembali motif-motif Dayak Deah dengan mendatangi tokoh-tokoh adat sebagai narasumber. Kemudian hasil riset terhadap motif-motif tersebut diputuskan lewat musyawarah adat dengan seluruh tokoh adat dan pemerintahan desa,” ujar Suhadi.
Kemendikbudristek melalui Ditjen Kebudayaan terus menggaungkan semangat pemajuan budaya, khususnya di wilayah pedesaan. Sejak tahun 2021, Ditjen Kebudayaan meluncurkan program Pemajuan Kebudayaan Desa.
Pemajuan Kebudayaan Desa merupakan platform kerja bersama membangun desa mandiri melalui peningkatan ketahanan budaya dan kontribusi budaya desa di tengah peradaban dunia. Program ini merupakan salah satu program prioritas Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek.
Tujuan Program Pemajuan Kebudayaan Desa adalah mendukung proses dan mewujudkan inisiatif pemajuan kebudayaan melalui pemberdayaan masyarakat desa.