- viva
Jokowi: Indonesia Tidak Ada Resesi Seks, Apa Itu Maksudnya?
Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan tidak ada resesi seks di Indonesia. Ini terlihat dari persentase terkini terkait angka kelahiran sebesar 2,1 anak per perempuan.
"Saya senang angka yang disebut Pak Hasto (Kepala BKKBN), pertumbuhan kita di 2,1 kelahiran. Yang menikah 2 juta, yang hamil 4,8 juta. Artinya, di Indonesia enggak ada resesi seks," kata Presiden Jokowi dalam Rakernas Strategi Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana serta Program Percepatan Penurunan Stunting di Jakarta, Rabu.
Masih menurut Presiden Jokowi, jumlah penduduk menjadi kekuatan ekonomi suatu negara.
Apa itu resesi seks
Dikutip dari halodoc.com, resesi seks adalah fenomena keengganan pasangan untuk memiliki anak. Adapun pemicunya yakni biaya perawatan dan pendidikan anak yang semakin melonjak.
Indonesia sendiri dipastikan terhindar dari resesi seks. Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan angka Total Fertility Rate (TFR) atau rata-rata perempuan Indonesia melahirkan anak berada pada rasio 2,1.
“Hal tersebut menunjukkan pertumbuhan penduduk Indonesia terjaga dan tidak ada resesi seks seperti yang dialami di berbagai negara,” ujar Hasto di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BKKBN di Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Hasto menjelaskan saat ini angka TFR di Indonesia sudah mendekati 2,1. TFR itu dari hasil berbagai survei dan Pendataan Keluarga tahun 2021 (PK-21) yang dimutakhirkan di tahun 2022 oleh BKKBN.
Penyebab resesi seks
Ada beberapa hal yang menyebabkan resesi seks terjadi. Pertama, fokus kerja dan kelelahan. Hal ini menyebabkab gairah seks berkurang.
Kedua, stres. Stres hingga mengkonsumsi obat antidepresan juga menjadi salah satu penyebab menurunnya gairah seks.
Terakhir adanya aktivitas lain sebagai pengganti hubungan seks dengan lawan jenis.(chm)