- Twitter Nahdlatul Ulama
Al-Qur'an Dibakar di Swedia dan Denmark, Gus Yahya: Rasmus Paludan Berbuat Sia-sia
Jakarta - Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf menyayangkan sikap dari Rasmus Paludan, ekstremisme sayap kanan dan politisi rasialisme Swedia-Denmark, yang kembali melakukan aksi membakar Al-Qur’an.
Gus Yahya menilai Paludan hanya orang putus asa yang hilang akal karena melihat kekalahan tak terhindarkan dari kesombongan identitasnya sendiri.
“Whatever his cause is, it is doomed to fail. Mari kita teruskan saja duduk santai menikmati kesyahduan iman kita sendiri sambil menunggu Rasmus Paludan runtuh bersama segala cita-citanya atau dia insaf kemudian berbelok ke jalan yang benar,” kata Gus Yahya, Selasa (31/1/2023).
Diketahui, Paludan kembali melakukan aksinya membakar salinan Al-Qur’an pada Jumat (27/1/2023) waktu setempat. Aksi pembakaran kitab suci umat Islam dilakukan di depan masjid serta Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen, Denmark.
"Masjid ini tidak punya tempat di Denmark," kata Paludan dalam siaran langsung di halaman Facebooknya.
Menurut Gus Yahya, meski kitab umat Islam dibakar, jelas Al-Qur’an tidak sedikit pun menjadi hina karena perbuatannya.
Perbuatan Paludan justru akan sia-sia. Sebab, apabila dia bermaksud menjauhkan orang dari Alquran, perbuatan Paludan justru malah mendorong rasa penasaran mereka yang belum tahu isi Alquran.
Jika maksud pembakarannya untuk melampiaskan kemarahan kepada Turki, kata Gus Yahya, Alquran tidak menanggung apa pun yang menjadi tanggung jawab Turki.
“Kalau dia bermaksud menyerukan agar Eropa kulit putih bersatu melawan Islam, perbuatannya justru memancing orang-orang Eropa diluar kelompoknya untuk melawannya,” ujar Gus Yahya.
"Jika terjadi konflik universal atas perbuatan Paludan itu, tidak akan ada kelompok, termasuk kelompok Paludan, yang bisa menang," tandasnya. (rpi/put)