- Tim tvOne
Potret Pelajar di Dusun Cibubut Berburu Sinyal di Atap untuk Sekolah Online
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat - Setiap harinya, sejumlah pelajar di Dusun Cibubut, Desa Jayamekar, Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, berada di atap rumah warga terutama pada bagian MCK.
Bukan tanpa sebab, para pelajar ini sedang belajar secara daring lantaran di daerahnya masih kesulitan sinyal. Ketinggian sekitar 3 meter, tidak membuat anak-anak patah semangat untuk mendapat atau mengunduh materi pelajaran secara daring.
Salah seorang pelajar, Nasya Kinanti, mengaku tidak takut berada di atap untuk belajar. Ia bersama teman-temannya hampir setiap hari mencari sinyal di atap salah satu rumah warga ini.
"Lagi belajar, karena dibawah ga ada sinyal. engga takut, setiap hari juga belajar diatas sini," Ucapnya kepada tvOnenews (11/10).
Dusun Cibubut sendiri, tergolong wilayah pelosok di Kabupaten Sumedang. Lokasi yang berada di pegunungan, membuat wilayah ini masih terkendala sinyal internet.
Menurut Kepala Dusun Cibubut, Jaja Miharja, hampir setiap pagi dan sorenya para pelajar menaiki atap rumah salah satu warga untuk mencari sinyal dan belajar secara daring.
"Hampir setiap hari bahkan setiap sore di atap sini. rata-rata yang sekolah daring di atas sini nyari sinyal karena dirumah masing-masing kan susah," ujarnya.
Sinyal di daerah ini, Jaja menambahkan, masih tidak stabil. Bahkan, kondisi ini sudah berlangsung sejak lama lantaran wilayah Dusun Cibubut yang tergolong pelosok.
"Udah lama, dari dulu sinyal jadi kendala. Sekarang kan apa-apa daring. Sinyal jadi kendala utama di daerah sini. Apalagi saat ini hp kan jadi tumpuan utama, apalagi daring," Tambahnya.
Sementara terkait atap yang digunakan untuk mencari sinyal, lokasi tersebut menjadi satu satunya titik yang mendapat sinyal internet secara stabil.
"Sangat susah sekali sinyal disini. Makanya anak-anak ini pada di atap mck ini. Semoga sinyal internet cepat masuk daerah sini," Katanya.
Kabupaten Sumedang sendiri, kini telah memberlakukan sekolah tatap muka. Meski demikian, pelaksanaannya dilakukan secara bergantian yang membuat sebagian pelajar masih harus belajar secara daring dari rumah. Lutfi Setia Rafsanjani/Ner