- Rika Pangesti/tvOnenews.com
Legitimasi Menkes dan Kepala BPOM Disebut Masih Rendah, Kasus Gagal Ginjal Anak Muncul Lagi
Jakarta, tvOnenews.com - Baru-baru ini kasus gagal ginjal akut pada anak atau Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) kembali menelan korban.
Seorang anak di Jakarta Timur meninggal dunia akibat mengidap GGAPA. Selain itu, seorang anak di Jakarta Barat juga disebut suspek GGAPA.
Menanggapi hal itu, Tim Advokasi Kemanusiaan GGAPA menduga bahwa ada merek obat lain yang menyebabkan anak-anak mengalami gangguan ginjal akut.
Selain dari merek obat yang sebelumnya telah diperiksa tim kepolisian.
"Kemungkinan ada obat lain yang bermasalah, ini tugas DPR segera panggil BPOM dan Menkes untuk memastikan, kan mereka sudah menceklist daftar obat yang aman mana yang enggak itu harus di cek ," kata Al Araf, salah satu anggota Tim Advokasi GGAPA saat ditemui usai sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (7/2/2023).
"Apakah benar, jangan kemudian ada dari obat yang dikatakan aman itu ternyata masih mengandung zat beracun," sambungnya.
Dia menilai, DPR dan Presiden tidak bisa hanya diam. Menurut dia, Pemerintah harus segera memanggil BPOM dan Menkes.
"Untuk memastikan bahwa tidak ada lagi obat yang bermasalah tapi hanya bisa dicek lewat kualitas yang baik oleh pemerintah," jelasnya.
Oleh karena itu, dia menilai, dengan menambahnya korban kasus GGAPA baru ini, legitimasi Kepala BPOM dan Menteri Kesehatan menjadi rendah.
"Dengan kasus yang baru ada ini, menurut saya legitimasi kepala BPOM menjadi rendah. Terus kemudian legitimasi Menkes juga rendah karena sudah menyatakan kasusnya berhenti, selesai tapi ternyata masih ada," terang dia.
Dia mengatakan, bahwa tragedi obat beracun ini merupakan persoalan yang serius. Oleh karena itu, kasus ini patut untuk ditangani secara serius.
"Ini tragedi persoalan serius, jangan nanti minggu depan, dua minggu lagi ada situasi yang berlarut karena ada kemungkinan obat-obat yang lain masih bermasalah," ujarnya.(rpi/muu)