- (ANTARA/KCNA via REUTERS/as.)
AS Tunjukan adanya Aktifitas Tinggi di Fasilitas Utama Nuklir Korea Utara
Tokyo, tvOnenews.com - Sebuah organisasi di Amerika Serikat, menunjukan sebuah 'aktifitas tingkat tinggi' di fasilitas nuklir utama Korea Utara. Aktifitas tersebut terlihat menyusul pemimpin negara komunis, Kim Jong Un, memerintahkan untuk melakukan perluasan produksi bahan nuklir tingkat senjata.
Gambar yang diambil pada Maret itu menunjukkan bahwa penyelesaian reaktor air ringan (light water reactor) eksperimental di kompleks nuklir di Yongbyon sudah dekat, kata situs web 38 North, sebuah organisasi pemantau aktivitas Korea Utara yang berbasis di Washington, pada Sabtu.
Light water reactor menggunakan air sebagai metode pendingin dan moderator neutron yang mengurangi kecepatan neutron yang bergerak cepat. Reaktor ini menghasilkan panas dengan fisi nuklir terkontrol. Ada beberapa bagian vital berbeda dari reaktor ini yang memungkinkan pembangkitan energi nuklir.
Pelepasan air juga telah "terdeteksi yang dapat dikaitkan dengan pengujian" sistem pendingin reaktor, kata organisasi 38 North yang juga menyebutkan bahwa langkah pelepasan air tersebut mengindikasikan perangkat (reaktor) tersebut "mendekati transisi ke status operasional."
Kim Jong Un mengatakan negaranya "harus terus berusaha untuk memperkuat kekuatan nuklirnya dengan mantap." seperti yang dilansir kantor Berita Korea Utara KCNA Pada akhir Maret.
Program Nuklir Korea Selatan memang tergolong masif meski dikecam oleh berbagai pemimpin dunia. Seolah tak menghiraukan kecaman, Negara komunis tersebut terus mengembankan senjata nuklir.
Komitmen Korut dalam mengembangkan senjata nuklir terlihat saat pameran Rudal balistik antarbenua terbesar pada 24 Maret tahun lalu. Di dalam foto yang dirilis oleh kantor berita korea utara terlihat sebuah roda besar dengan cat berwarna hitam putih berhasil melesat dari kendaraan peluncur rudal balistik.
Dalam laporan kantor berita Korea Utara pada Jumat 25 Maret 2022 pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un mengatakan rudal tersebut bertujuan untuk menunjukkan kebesaran persenjataan nuklir milik angkatan bersenjata Korea Utara.
Berdasarkan data yang disampaikan rudal tersebut mampu terbang dengan ketinggian jelajah yang lebih tinggi dan lebih jauh bila dibandingkan dengan uji coba rudal jelajah balistik sebelumnya.
Rudal tersebut diketahui akhirnya jatuh ke laut di wilayah barat Jepang. Korea Selatan Jepang dan Amerika Serikat menganggap korut telah melakukan pelanggaran dan mengancam perdamaian internasional dengan meluncurkan rudal balistik tersebut. (ant/mii)