- ANTARA FOTO
AS minta Johnson & Johnson Buang Jutaan Vaksin COVID-19 dari Pabrik Bermasalah
J&J, dalam sebuah pernyataan, mengonfirmasi bahwa FDA mengizinkan dua kelompok vaksin J&J, tetapi tidak mengakui dosis yang diputuskan regulator harus dibuang. "Keputusan hari ini mewakili kemajuan dalam upaya berkelanjutan kami untuk membuat perbedaan dalam pandemi ini dalam skala global," kata Kathy Wengel, kepala petugas rantai pasokan global J&J, dalam pernyataannya.
FDA menolak berkomentar di luar pernyataannya.
Bulan lalu, Emergent Chief Executive Robert Kramer mengatakan menurut pemahamannya bahwa ada 100 juta dosis vaksin J&J yang siap untuk ditinjau FDA dan bahwa regulator telah memulai proses peninjauan.
Penghentian April mengikuti penemuan bahwa bahan-bahan dari vaksin COVID-19 AstraZeneca, yang juga diproduksi di pabrik itu pada saat itu, mencemari sejumlah vaksin J&J. Vaksin AstraZeneca tidak lagi dilakukan di sana. Inspeksi FDA juga memunculkan daftar panjang masalah sanitasi dan praktik manufaktur yang buruk di pabrik Emergent.
Secara terpisah, regulator obat Eropa mengatakan pada Jumat bahwa kelompok vaksin J&J COVID-19 yang dibuat untuk wilayah tersebut di sekitar waktu masalah kontaminasi terungkap di pabrik Baltimore, sebagai tindakan pencegahan, tidak akan digunakan. Badan Obat Eropa tidak mengatakan berapa banyak suntikan yang terpengaruh, tetapi Reuters telah melaporkan itu melibatkan jutaan dosis, sehingga mempersulit J&J untuk memenuhi target pengiriman 55 juta ke Eropa pada akhir Juni.
Kemudian pada Jumat, regulator obat Kanada mengatakan tidak akan merilis pengiriman 300.000 dosis vaksin COVID-19 J&J, yang dibuat di pabrik Baltimore. Health Canada mengatakan sedang merencanakan inspeksi di tempat musim panas ini dan tidak akan menerima produk atau bahan apa pun yang dibuat di pabrik itu sampai inspeksi selesai. (ari/ant)