The Stone of Destiny terlihat selama upacara penyambutan menjelang penobatan Raja Inggris Charles III, di Westminster Abbey, London, Sabtu, 29 April 2023..
Sumber :
  • APTN

Penobatan Raja Charles Dilakukan Dengan Tradisi Abad Pertengahan

Rabu, 3 Mei 2023 - 19:31 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Keluarga kerajaan Inggris Raya membuka lembaran baru dengan penobatan Raja Charles III yang akan digelar hari sabtu, 6 Mei 2023 mendatang. Kemegahan, arak-arakan, dan simbolisme sejatinya sudah ada sejak lebih dari 1.000 tahun lalu, akan tetapi penobatan Raja Charles III akan berbeda dari penobatan ibunya, Ratu Elizabeth II, 70 tahun silam. Penobatan yang digelar di Westminster Abbey ini disebut-sebut akan digelar lebih sederhana dan singkat dari upacara penobatan sebelumnya. Namun, Raja Charles III tetap akan mengenakan jubah leluhur yang juga dikenakan oleh ibunya mendiang Ratu Elizabeth II. 

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang penobatan Raja Charles III :

SUDAH JADI RAJA, TETAPI KENAPA CHARLES BELUM BOLEH MEMAKAI MAHKOTA?

Ratu Elizabeth II menghembuskan nafas terakhirnya pada 8 September 2022 lalu. Secara otomatis, Pangeran Charles selaku anak sulungnya mengambil alih takhta sang ibunda dan menjabat sebagai Raja Inggris. Meski telah menjadi raja, Charles belum berhak memakai mahkota. Sebab, prosesi coronation atau pemahkotaan Charles belum digelar. 

"Saya sangat menyadari warisan besar ini dan tugas serta tanggung jawab berat kedaulatan yang telah diberikan kepada saya", ujar Charles. 

Upacara penobatan akan digelar dengan sangat religius, dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa otoritas raja berasal dari Tuhan. Saat kebaktian yang dipimpin oleh Uskup Agung Canterbury, Charles akan diurapi dengan minyak dan menerima simbol Raja termasuk tongkat kerajaan dan mahkota St. Edwards yang diletakkan di kepalanya. Istrinya, Camilla akan dinobatkan sebagai permaisuri

The Stone of Destiny terlihat selama upacara penyambutan menjelang penobatan Raja Inggris Charles III, di Westminster Abbey, London, Sabtu, 29 April 2023.

APA YANG BERBEDA DARI PENOBATAN SEBELUMNYA?

Upacara penobatan Kerajaan Inggris sudah ada sejak periode abad pertengahan, secara garis besar tidak ada yang berbeda. Westminster Abbey telah menjadi tempat dilangsungkannya upacara ini sejak William the Conqueror dimahkotai pada tahun 1066.

Penobatan Elizabeth II pada Juni 1953 adalah yang pertama disiarkan langsung di televisi dan menarik puluhan juta penonton di Inggris, kemudian disiarkan untuk penonton di seluruh dunia. Sementara penobatan Raja Charles dilakukan di era streaming dan media sosial, dimana orang-orang dapat menonton penobatan secara langsung dari mana saja dan memposting foto mereka dengan emoji mahkota.

Ada sejumlah perubahan dari upacara penobatan Raja Charles III dibandingkan dengan mendiang Ratu Elizabeth II. Prosesinya bakal lebih sederhana. Berbeda dengan penobatan ibunya yang berlangsung selama 3 jam, penobatan Charles akan digelar selama 1 jam saja. Selain itu, jumlah undangan yang biasanya mencapai 8.000 orang juga dipangkas menjadi 2.000 orang. Upacara penobatan akan semakin sederhana dengan aturan berbusana yang lebih santai untuk para undangan. Penyederhanaan upacara penobatan ini dilakukan mengingat krisis biaya hidup yang kini melanda Inggris. Charles disebut ingin membangun kerajaan yang lebih modern dan ramping. Para pemimpin agama Budha, Hindu, Yahudi, Muslim dan Sikh akan dilibatkan dalam penobatan tersebut. Ini mencerminkan sumpah Charles untuk menjadi "pembela iman".

Penobatan Raja Charles III akan menggunakan rute yang lebih pendek dibandingkan saat penobatan mendiang Ratu Elizabeth II pada 1953 sejauh. Rute yang akan dilalui Raja Charles sejauh 2 kilometer, hanya seperempat dari panjang rute yang dilalui mendiang ibunya. 

SIAPA SAJA DAFTAR TAMU PENOBATAN RAJA CHARLES III?

Seratus kepala negara diharapkan hadir bersama keluarga kerajaan mulai dari Putra Mahkota Jepang Akishino dan istrinya, Kiko, hingga Raja Spanyol Felipe VI dan Ratu Letizia. Joe Biden disebut tidak akan menghadiri penobatan Raja Charles III, mengikuti tradisi presiden Amerika Serikat (AS) sebelumnya. Sebagai gantinya, ibu negara Jill Biden akan memimpin delegasi AS untuk menghadiri acara tersebut. William, Pangeran Wales sekaligus pewaris takhta Kerajaan Inggris akan berlutut di depan ayahnya sambil melafalkan sumpah setianya, Homage of Royal Blood. Pangeran Harry dikonfirmasi akan menghadiri acara penobatan Raja Charles III. Kabar tersebut disampaikan langsung oleh pihak Istana Buckingham. Pangeran Harry akan menghadiri acara penobatan tanpa istrinya Meghan Markle. Duchess Sussex akan tetap berada di California bersama Pangeran Archie dan Putri Lilibet. Saudara laki-laki Charles, Pangeran Andrew, juga diperkirakan tidak akan memainkan peran apa pun dalam upacara penobatan kakaknya. Andrew melepaskan tugas kerajaan dan dicopot dari gelar dan perlindungan militer setelah terlibat kasus pelecehan seksual. 

APA PENTINGNYA UPACARA PENOBATAN?

Jajak pendapat menunjukkan dukungan untuk monarki telah melemah dalam beberapa tahun terakhir, ini menjadi kesempatan bagi Charles untuk mencari dan menunjukkan dukungan publik terhadapnya. Kerumunan orang diperkirakan akan memadati jalan untuk mendukung raja baru, dan berdiri di luar Istana Buckingham menunggu sang Raja muncul di balkon setelah prosesi. Kritik menghujani monarki namun diredam untuk menghormati ratu dan pengabdiannya selama puluhan tahun kepada negara. Akan ada lebih banyak diskusi tentang apakah Inggris masih membutuhkan institusi kuno ini atau harus menjadi republik dengan seorang kepala negara terpilih. Pemimpin kelompok anti-monarki, Republic mengatakan pihaknya berencana untuk mengundang lebih dari 1.000 pengunjuk rasa dengan pakaian kuning sambil meneriakkan, "Bukan rajaku" saat prosesi kerajaan lewat.

SIAPA YANG MENDANAI ACARA PENOBATAN RAJA CHARLES III

Publik membayar tagihan untuk acara penobatan. Belum ada perkiraan resmi berapa biayanya. Beberapa laporan memperkirakan acara itu bisa meghabiskan biaya dengan jumlah fantastis hingga 100 juta pound atau sekitar 1,8 triliun rupiah. Perayaan itu digelar saat Inggris mengalami krisis biaya hidup yang membuat banyak orang berjuang untuk bertahan hidup. Akan tetapi banyak juga pihak yang mendulang keuntungan dari kemegahan itu. Para pejabat mengharapkan peningkatan pariwisata dan penjualan produk penobatan Raja Charles, mulai dari keramik hingga koin bahkan topeng Charles dan Camilla.(chm)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:27
07:31
02:32
06:34
01:20
02:36
Viral