- AP
Cuaca Panas Terik di Utara India, 34 Orang Tewas Kebanyakan Lansia
Jakarta, tvOnenews.com - Sedikitnya 34 orang tewas dalam dua hari terakhir karena cuaca terik di negara bagian Uttar Pradesh di India utara/ Hal tersebut membuat para dokter menyarankan warga berusia di atas 60 tahun untuk tinggal di dalam rumah pada siang hari.
Korban tewas semuanya berusia di atas 60 tahun dan memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya yang mungkin diperburuk oleh panas yang menyengat. Korban tewas terjadi di distrik Ballia, sekitar 200 km tenggara Lucknow, ibu kota negara bagian Uttar Pradesh.
"23 kematian dilaporkan pada hari Kamis dan 11 lainnya meninggal pada hari Jumat," kata Kepala Petugas Medis Ballia Jayant Kumar, seperti dilansir Channel News Asia, Minggu (18/6/2023).
Dia mengatakan sebagian besar kematian itu karena serangan jantung, stroke otak dan diare.
Diwakar Singh, petugas medis lainnya, mengatakan orang-orang ini dirawat di rumah sakit utama Ballia dalam kondisi kritis.
“Orang lanjut usia juga rentan terhadap panas ekstrem,” katanya.
Data Departemen Meteorologi India menunjukkan Ballia melaporkan suhu maksimum 42,2 derajat Celcius pada hari Jumat, yaitu 4,7 derajat Celcius di atas normal.
Musim panas yang terik telah memicu pemadaman listrik di seluruh negara bagian, membuat orang tidak memiliki air ledeng, kipas angin, atau AC. Banyak yang melakukan protes.
Ketua Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath meyakinkan publik bahwa pemerintah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan pasokan listrik yang tidak terputus di negara bagian tersebut. Dia mengimbau warga untuk bekerja sama dengan pemerintah dan menggunakan listrik secara bijak.
“Setiap desa dan setiap kota harus mendapat pasokan listrik yang cukup selama panas terik ini. Jika ada kesalahan, harus segera ditangani, ”katanya.
Pada musim panas antara bulan April, Mei, dan Juni suhu menjadi lebih intens dalam dekade terakhir. Selama gelombang panas, negara tersebut biasanya juga mengalami kekurangan air yang parah, dengan puluhan juta dari 1,4 miliar penduduknya kekurangan air bersih.
Sebuah studi oleh World Weather Attribution, sebuah kelompok akademik yang meneliti sumber panas ekstrem, menemukan bahwa gelombang panas yang membakar pada bulan April yang melanda sebagian Asia Selatan setidaknya 30 kali lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim.
Pada bulan April, panas menyebabkan 13 orang meninggal pada acara pemerintah di ibu kota keuangan India, Mumbai, dan mendorong beberapa negara bagian menutup semua sekolah selama seminggu. (ebs)