- Kolase tvOnenews.com
Dokumen Rahasia Terbongkar, Presiden Xi Jinping Minta Militer Cina 'Pemanasan' untuk Siap-siap Perang dengan Amerika dan Barat
tvOnenews.com - Konstelasi ketegangan antara Cina dan Amerika Serikat semakin meningkat pasca terbongkarnya dokumen rahasia yang berisi instruksi Presiden Xi Jinping.
Pada akhir tahun 2020 lalu Xi Jinping memprediksi hubungan Cina dengan Amerika Serikat maupun negara-negara Barat akan semakin memanas.
Xi bahkan menilai bahwa kemunduran hubungan antara negaranya dengan Amerika Serikat dan barat telah dimulai.
Untuk mewaspadai kemungkinan terburuk akibat kemunduran hubungan tersebut, Xi memperingatkan militer Cina agar senantiasa dalam kondisi siaga.
Mereka harus siap berperang meski petinggi Partai Komunis itu mengaku tak ingin adanya perang dunia baru.
Sebuah dokumen tertanggal Juni 2022 bocor, memuat pernyataan Xi tentang kemungkinan bentrokan militer. Beijing dalam kondisi yang amat waspada.
Dokumen yang mencatat pembicaraan pada pertemuan tertutup 21 Desember 2020 lalu itu juga menggambarkan bagaimana Xi menekankan pentingnya militer Cina untuk bersiap diri akan kemungkinan perang terbuka.
Kesiapan bertempur ini, kata Xi, demi menjaga kedaulatan nasional. Adapun kewaspadaan Xi itu imbas dari ketegangan yang terjadi di Selat Taiwan.
Alasan Xi waspadai kemungkinan perang Cina vs Amerika Serikat dan barat
Masih pada pertemuan yang sama, Xi kembali menegaskan bahwa Cina masih berupaya merebut kedaulatan Taiwan. Menurut mereka Taiwan adalah provinsi pemberontak yang harus disatukan kembali bahkan dengan paksaan apabila diperlukan.
Namun upaya tersebut tidak berjalan mudah sebab Amerika Serikat terus menerus ikut campur. Kondisi itu diperburuk dengan parkirnya kapal perang Amerika di selat Taiwan.
Terbaru insiden terjadi insiden penembakan balon yang diduga alat mata-mata milik Cina melintas di wilayah Amerika Serikat.
Sebelumnya pada 2022 Ketua DPR AS Nancy Pelosi tiba-tiba melakukan kunjungan ke Taiwan, yang berhasil membuat pihak Cina memanas.
Jauh sebelum itu, hubungan Cina Amerika Serikat sudah memburuk sejak Desember 2020 kala pemerintahan Donald Trump menuding Cina sebagai pelaku utama penyebaran virus Corona.