- AFP
Alasan Mengapa Hamas Lancarkan Serangan Militer Mendadak, Tembus Wilayah Israel
Jakarta, tvOnenews.com - Israel dan pejuang Palestina Hamas berada di ambang konflik setelah serangan mendadak pada hari Sabtu yang melibatkan operasi udara, laut dan darat, yang dilakukan Hamas dari Jalur Gaza. Israel menanggapinya dengan pemboman besar-besaran terhadap daerah pinggir pantai yang diblokade tersebut.
Kelompok bersenjata Palestina Hamas telah melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa (Taufan Al Aqsa) terhadap Israel dalam eskalasi paling serius sejak Israel dan Hamas berperang 11 hari pada tahun 2021.
Hamas mengatakan pihaknya telah menembakkan 5.000 roket, sementara Israel mengonfirmasi bahwa para pejuang kelompok tersebut telah memasuki wilayahnya.
Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, mengatakan kelompok itu menyerang dari darat, laut, dan udara.
Roket pertama ditembakkan pada Sabtu pukul 06.30 waktu setempat (03.30 GMT).
Tentara Israel juga mengatakan pihaknya melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap kelompok Hamas di Jalur Gaza.
Serangan dini hari terjadi pada Simchat Torah, hari libur yang jatuh menjelang akhir festival Yahudi selama seminggu yang dikenal sebagai Sukkot, atau Hari Raya Pondok Daun.
Roket Hamas ditembakkan hingga meluncur jauh ke Tel Aviv. Hamas juga mengirimkan pejuangnya ke Israel selatan.
Media Israel mengatakan bahwa orang-orang bersenjata melepaskan tembakan terhadap orang-orang yang lewat di kota Sderot, dan rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan bentrokan di jalan-jalan kota serta orang-orang bersenjata di dalam jip berkeliaran di pedesaan.
Sebuah laporan menyatakan bahwa pejuang Hamas telah menguasai beberapa pusat pemukiman sipil Israel, di mana penduduknya meminta bantuan dari pemerintah mereka.
Tentara Israel mengatakan puluhan jet tempur melakukan serangan terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.
Saat ini, baku tembak sedang terjadi di dan sekitar kota Kfar Aza, Sderot, Sufa, Nahal Oz, Magen, Be’eri, dan pangkalan militer Re’im, Times of Israel melaporkan.
Juru bicara Hamas Khaled Qadomi mengatakan kepada Al Jazeera, Sabtu (7/10/2023) bahwa operasi militer kelompok tersebut adalah respons terhadap semua kekejaman yang dihadapi warga Palestina selama beberapa dekade.
“Kami ingin masyarakat internasional menghentikan kekejaman di Gaza, terhadap rakyat Palestina, tempat suci kami seperti Al-Aqsa. Semua hal inilah yang menjadi alasan di balik dimulainya pertempuran ini,” katanya.
“Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di Bumi,” kata Mohammed Deif, komandan militer Hamas.
Hamas menyerukan serangan perlawanan di Tepi Barat serta negara-negara Arab dan Islam untuk bergabung dalam pertempuran tersebut. (ebs)