- Global Research
Dari Lokasi Rahasia Panglima Brigade Al-Qassam Hamas Mohammed Deif Akhirnya Bersuara Soal Operasi Badai Al Aqsa
Jakarta, tvOnenews.com-Panglima Brigade Al-Qassam Hamas Mohammed Deif menyebut serangan kejutan Badai Al-Aqsa yang dilakukan pasukannya karena kolonial Zionis menduduki tanah airnya, menghancurkan kota-kota dan desa-desa Palestina.
Dikutip laman Middle East Monitor, Mohammed Deif menyebut Hamas telah memperingatkan pendudukan Israel agar tidak melanjutkan kejahatan dan mematuhi hukum dan resolusi internasional.
"Para pemimpin pendudukan Israel juga tidak mengindahkan tuntutan kami," ujar Deif.
Sebaliknya, ujar Deif, pendudukan Israel meningkatkan kejahatannya, melanggar semua garis merah, khususnya di Yerusalem yang diduduki dan Masjid Al-Aqsa – yang merupakan kiblat pertama dan tempat tersuci ketiga bagi umat Islam.
"Pasukan pendudukan Israel telah meningkatkan serangan mereka ke Masjid Al-Aqsa, menodai situs suci umat Islam dan berulang kali menyerang jamaah, khususnya wanita, anak-anak, dan orang lanjut usia. Sementara itu, pendudukan Israel melarang warga Palestina mengakses Masjid Al-Aqsa dan mengizinkan pemukim kolonial Israel mengotori situs suci umat Islam dan melakukan penggerebekan setiap hari ke kompleks suci umat Islam," ujar Deif.
Tindakan yang tak bisa ditolerir, ujar Mohammed Deif adalah menodai kepercayaan dan ritual keagamaan. "Mereka telah menyatakan niat mereka untuk membangun kuil mereka di atas reruntuhan Masjid Al-Aqsa. Mereka juga menghina Nabi Muhammad SAW di dalam kompleks Al-Aqsa, merobek Al-Quran dan membawa anjing ke situs suci umat Islam," tambah Mohammed Deif.
Eskalasi perang di wilayah Gaza kini semakin memprihatinkan. Jet-jet tempur Pasukan Israel terus memborbardir Jalur Gaza. Beberapa saki mata mengatakan, jet-jet tempur Israel mengebom lokasi militer milik kelompok Palestina di Gaza barat, serta rumah-rumah dan bangunan publik di kota Beit Hanoun dan lokasi lain di Gaza selatan dan tengah.
Sebelumnya, roket Hamas menghujani wilayah Israel pada Sabtu (7/10). Media Zionis melaporkan pada Minggu (8/10/2023) korban tewas akibat serangan kelompok perlawanan Palestina itu mencapai lebih dari 200 orang.
Operasi Badai Al-Aqsa yang digerakkan oleh Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Sabtu (7/10/2023), dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas agresinya.
"Operasi Badai Al-Aqsa berjalan sesuai rencana," kata juru bicara kelompok itu, Abu Ubaida, dalam sebuah pernyataan, menurut saluran satelit Al-Aqsa yang berafiliasi dengan Hamas. Dia menyatakan bahwa melalui serangan ini, "perlawanan Palestina dilakukan untuk menuntut pertanggungjawaban Israel atas agresinya terhadap Masjid suci Al-Aqsa dan para pejuang Palestina yang ditahan." "Ini adalah kesempatan bersejarah untuk mengalahkan pendudukan," lanjut juru bicara.
Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina Ismail Abdul Salam Ahmad Haniyyah menyebut tindakan Brigade Al-Qassam sebagai 'epik heroik' untuk merespons agresi terhadap Masjid Al Aqsa.
"Pada momen bersejarah ini, kami terlibat dalam epik heroik demi Masjid Al Aqsa, kesucian kami, dan para pejuang kami yang ditahan," kata politikus Palestina Ismail Haniyeh. Ismail Abdul Salam Ahmad Haniyyah adalah Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina dari 19 Februari 2006 hingga sekarang. Haniya dikenal sebagai pemimpin Hamas yang lebih moderat dan dekat dengan pemimpin spiritual Hamas, Sheikh Ahmad Yassin, yang dibunuh Israel. (bwo)