- ANTARA/Xinhua
Mengenal Kekuatan Militer Houthi Yaman yang Serukan Perang terhadap Israel, Punya Rudal Jarak Jauh Buatan Sendiri
Jakarta, tvonenews.com - Kekuatan militer Houthi Yaman mulai menyerang Israel dengan meluncurkan roket pada Selasa 31 Oktober 2023. Serangan ke Israel oleh Houthi dikabarkan akan dilakukan lebih masif dan dalam jumlah yang besar.
Kekuatan militer Houthi Yaman yang serukan perang terhadap israel ternyata punya rudal jarak jauh buatan sendiri, dan pernah dipamerkan pada September 2022 lalu, dalam parade militer yang mereka gelar di Sanaa, ibu kota Yaman.
Menurut al-Masirah TV yang dikelola Houthi, parade militer pada September 2022 tersebut digelar untuk merayakan peringatan delapan tahun kelompok Houthi merebut Sanaa pada 21 September 2014.
Sejumlah rudal udara dan laut, yang diklaim oleh televisi Houthi tersebut sebagai buatan Houthi, dipamerkan dalam parade tersebut. Houthi juga mengklaim memiliki rudal dan drone dengan jangkauan lebih dari 2.000 kilometer dari Yaman.
Houthi sendiri merupakan unit paramiliter yang berafiliasi dengan negara sekutu utama Palestina, Republik Islam Iran. Iran menyokong milisi Houthi secara fundamental dan senjata.
Saat ini, milisi Houthi Yaman memiliki sejumlah unit rudal anti-kapal Falaq-1 dan rudal pertahanan udara Fajr-4. Sementara itu, Houthi juga punya drone bunuh diri Shahed-136.
Houthi Yaman memiliki sejumlah unit rudal anti-kapal FalaqFajr, Houthi juga dikabarkan punya droneShahed.
Perdana Menteri Houthi, Abdelaziz bin Habtour, mengatakan Houthi adalah 'bagian dari poros perlawanan' terhadap Israel. Kelompok Houthi terdiri dari kelompok-kelompok yang didukung Teheran di Lebanon, Suriah dan Irak. “Itu satu poros dan ada koordinasi, ruang operasi gabungan, dan komando gabungan untuk semua operasi ini,” ujarnya.
Sebelum Serangan Houthi 30 Oktober ke Israel
Sebelum militer Houthi Yaman melakukan serangan ke Israel, salah seorang pejabat senior Houthi mengatakan bahwa kelompok Yaman yang didukung Iran telah mengirim drone ke Israel selatan.
“Drone ini milik negara Yaman,” kata perdana menteri pemerintah Houthi Abdelaziz bin Habtour.
Sebelumnya, pada 27 Oktober 2023, sebuah drone menyasar kota Taba dan Nuweiba di Laut Merah Mesir. Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan Houthi yang didukung Iran meluncurkan drone dan rudal untuk menyerang Israel.
Insiden itu terjadi dua hari setelah Hamas mengatakan jika pihaknya meluncurkan roket ke arah Eilat.
Selain itu minggu lalu militer Amerika mengatakan sebuah kapal perang angkatan laut di Laut Merah bagian utara mencegat proyektil yang diluncurkan oleh Houthi yang berpotensi menuju Israel.
Selasa 31 Oktober 2023, Militer Houthi Yaman mengkonfirmasi telah melakukan serangan terhadap Israel menggunakan sejumlah rudal balistik, rudal jelajah serta drone ke Israel.
Dikutip dari media Iran, mehrnews.com, Jenderal Yahya Saree, juru bicara Milisi Houthi Yaman mengatakan dalam sebuah pernyataan di ibu kota Sana'a pada hari Selasa bahwa, "Kami meluncurkan sejumlah besar rudal balistik dan jelajah serta sejumlah besar drone ke berbagai sasaran musuh Zionis di Wilayah Pendudukan Palestina."
“Kami tegaskan bahwa operasi ini merupakan operasi ketiga dalam mendukung saudara-saudara kita yang tertindas di Palestina.”
Jenderal Yahya Saree lebih lanjut berjanji bahwa mereka akan melanjutkan serangan yang lebih tepat dengan rudal dan drone kecuali agresi rezim Israel berhenti.
“Posisi rakyat Yaman terhadap perjuangan Palestina adalah tetap dan berprinsip, dan rakyat Palestina mempunyai hak penuh untuk membela diri dan menggunakan hak penuh mereka,” tambah Saree.
Waspada Keikutsertaan Houthi
Misi Iran untuk PBB telah memperingatkan bahwa milisi sekutu seperti Houthi di Yaman dapat memperluas operasi mereka melawan Israel.
“Peringatan dari Iran mengenai hari-hari awal jatuhnya korban sipil di Gaza menyoroti kekhawatiran, jika kekejaman ini tidak dihentikan, hal ini dapat memicu kemarahan publik dan menghabiskan kesabaran gerakan perlawanan,” kata misi Iran dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Times of Israel, Rabu, 1 November 2023.
"Kekhawatiran ini dapat dihindari dan tanggung jawab ada di tangan pemerintah Amerika untuk menghentikan pelanggaran yang dilakukan oleh rezim Israel.”
Pernyataan itu muncul setelah Houthi mengaku bertanggung jawab atas rudal yang ditembakkan ke Eilat, pada Selasa, 31 Oktober 2023, dan ditembak jatuh oleh militer Israel.
Beberapa jam kemudian, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan bahwa mereka kembali mencegat serangan udara di dekat Eilat. (ito)