- ANTARA
Demi Bela Palestina, Mahasiswa Universitas Princeton di AS Lakukan Aksi Mogok Makan
Washington, tvOnenews.com - Sekelompok mahasiswa dari Universtias Princeton melakukan aksi mogok makan sebagai bentuk dukungan untuk Palestina di sekolah Ivy League, New Jersey.
Aksi mogok makan itu dilakukan para mahasiswa Universitas Princeton untuk menekan otoritas setempat agar memenuhi tuntutan mereka.
"Pemogokan ini adalah respons terhadap penolakan pemerintah untuk memenuhi tuntutan kami untuk disosiasi dan divestasi dari Israel," kata salah satu mahasiswa aksi itu, dikutip Anadolu, Sabtu (4/5/2024).
"Kami menolak untuk dibungkam oleh taktik intimidasi dan penindasan yang dilakukan oleh administrasi universitas. Kami berjuang bersama dalam solidaritas dengan rakyat Palestina. Kami berkomitmen untuk pembebasan mereka," kata dia bersama lima mahasiswa lainnya.
Meski tidak disebutkan berapa lama para mahasiswa Universitas Princeton akan melakukan aksi mogok makan itu.
Tapi, tersebar lembar pendaftaran bagi yang ingin bergabung untuk ikut melakukan aksi mogok makan selama 7 hari.
Para mahasiswa yang membuat pengumuman tersebut mengatakan bahwa mereka akan melaksanakan aksi tersebut sampai tuntutannya dipenuhi.
Peserta juga dapat memilih shift 24 jam di mana mereka tidak makan. Air dan elektrolit diperbolehkan untuk dikonsumsi.
Kelompok itu menuntut diadakan pertemuan dengan perwakilan mahasiswa untuk membahas pengungkapan, divestasi, dan boikot akademis dan budaya penuh terhadap Israel.
Para mahasiswa juga meminta amnesti penuh bagi para pengunjuk rasa serta pembatalan larangan kampus dan pengusiran mahasiswa.
Tahap terbaru dari protes tersebut terjadi setelah 13 mahasiswa, termasuk 12 pelajar dari Universitas Princeton dan satu dari Seminari Teologi Princeton, ditangkap pada 30 April.
Para mahasiswa tersebut didakwa masuk tanpa izin saat melakukan aksi duduk di gedung administrasi kampus.
Unjuk Rasa Bela Palestina Luas di Amerika Serikat
Unjuk rasa para mahasiswa yang membela Palestina mendapatkan momentum pada April setelah Univeristas Columbia meminta polisi New York mengusir paksa para mahasiswa yang protes di halaman kampus.
Lebih dari 100 orang ditangkap dalam aksi itu, tapi para pengunjuk rasa dengan cepat beradaptasi dan membentuk aksi duduk lainnya yang kemudian dibubarkan pada Selasa.
Gerakan yang meluas itu sampai-sampai membuat Presiden AS Joe Biden mengeluarkan pernyataan bahwa tidak ada tempat untuk paham anti-Semitisme atau pun ujaran kebencian di Amerika Serikat atau di kampus-kampus.
"Seharusnya tidak ada tempat di kampus mana pun, tidak ada tempat di Amerika, untuk anti-Semitisme atau ancaman kekerasan terhadap mahasiswa Yahudi," kata Biden saat memberikan sambutan di Gedung Putih seperti dilansir Sputnik, Kamis. (ant/iwh)