- ANTARA
Erdogan Murka, Semprot PBB dan Tegur Negara Muslim Soal Pertumpahan Darah di Gaza: Tidak Berguna
Ankara, tvOnenews.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan kemarahannya kepada PBB atas pertumpahan darah warga di Kota Rafah, Jalur Gaza, Palestina.
Erdogan mengecam PBB yang menurutnya telah gagal menghentikan genosida yang tengah terjadi di Rafah, Jalur Gaza, Palestina oleh Israel.
"Apa gunanya PBB jika tidak sanggup menghentikan genosida?" kata Erdogan di depan parlemen Turki, dikutip Kamis (30/5/2024).
Erdogan juga mengatakan, PBB bahkan tidak bisa melindungi stafnya sendiri atas serangan-serangan yang dilakukan Israel di Palestina.
"Semangat PBB sudah padam," lanjutnya.
Selain itu, ia juga menyoroti fakta soal lebih dari tiga perempat anggota PBB mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
Meski demikian, keputusan Palestina sebagai sebuah negara tetap diserahkan oleh sebagian kecil anggota PBB.
"Keputusan 147 negara tidak bisa diserahkan pada lima negara, 147 lebih banyak daripada lima," kata Erdogan, merujuk pada lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto.
Selain itu, Erdogan juga mengkritik negara-negara Muslim yang menurutnya kurang bertindak soal genosida yang terjadi di Palestina.
Ia menegaskan, tidak ada negara yang aman kecuali Israel berada di bawah kendali hukum internasional.
Erdogan mengatakan bahwa negaranya juga ikut terancam karena barbarisme Israel tidak hanya terjadi di Gaza.
Ia bahkan menyebut Israel sebagai ancaman bagi kemanusiaan dan perdamaian dunia.
"Tindakan barbar ini harus segera dihentikan oleh aliansi kemanusiaan sebelum menjadi tak terkendali," tambahnya.
Pada Selasa, tiga negara Eropa yakni Norwegia, Irlandia, dan Spanyol, secara resmi mengakui Palestina sebagai negara.
Sebelumnya, sembilan negara anggota Uni Eropa juga mengambil langkah serupa.
Delapan negara lainnya Bulgaria, Siprus, Republik Ceko, Hongaria, Malta, Polandia, Romania, dan Slovakia telah mengakui Palestina sejak 1988 sebelum bergabung dengan Uni Eropa, sedangkan Swedia melakukannya pada 2014. (ant/iwh)