- Pixabay
JCS: Korut Kirim 300 Balon Isi Sampah ke Korsel
Seoul, tvOnenews.com - Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan (Korsel) mengatakan pada Rabu (24/7/2024) Korea Utara (Korut) kembali mengirimkan ratusan balon berisi sampah.
Beberapa di antaranya mendarat di kompleks kantor kepresidenan di Seoul.
Pengiriman yang kedua kalinya pada pekan ini terjadi saat militer Korsel fokus menyiarkan siaran anti-Pyongyang melalui pengeras suara di perbatasan untuk hari keempat guna menanggapi peluncuran balon udara yang terus berlanjut dari Korut.
Pada hari yang sama tersebut, Dinas Keamanan Presiden menemukan sampah-sampah yang berjatuhan di halaman kompleks di pusat Seoul saat Korut mengirim lebih banyak balon yang membawa potongan kertas bekas dan sampah lainnya.
Analisis terhadap benda-benda yang jatuh itu menunjukkan bahwa benda-benda itu tidak berbahaya.
Akan tetapi, militer menahan diri untuk tidak menembak jatuh balon-balon itu karena khawatir isinya bisa menyebar lebih jauh dan menyebabkan kerusakan lebih parah.
JCS mengatakan pihaknya telah mendeteksi sekitar 300 balon hingga sore hari dan jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah karena balon-balon lain masih melayang di udara.
JCS menyebut sekitar 250 balon telah jatuh. Sebagian besar di Seoul dan wilayah utara Provinsi Gyeonggi.
Korut telah meluncurkan lebih dari 3.000 balon berisi sampah sejak akhir Mei termasuk sekitar 500 balon serupa dalam upaya balasan terhadap penyebaran selebaran anti-Pyongyang yang dikirim oleh sejumlah pembelot dan aktivis Korut di Korsel.
Sebagai balasan, Korsel melanjutkan siaran propaganda skala penuh melalui pengeras suara di wilayah perbatasannya dengan Korut.
Militer telah melakukan siaran dengan pengeras suara setiap hari di semua garis depan di perbatasan antar-Korea yang panjangnya sekitar 250 kilometer.
Militer Korsel sempat menyiarkan siaran tersebut pada 9 Juni untuk pertama kalinya dalam enam bulan sebelum mematikannya untuk mencegah situasi menjadi tak terkendali.
Siaran harian dengan pengeras suara sebagian telah dimulai kembali pekan lalu untuk merespons pengiriman balon oleh Pyongyang.
Korut juga mulai menyiarkan suara berderak melalui pengeras suara di perbatasannya.
Militer Korsel menduga kebisingan tersebut mungkin dimaksudkan agar warga Korut di wilayah perbatasan tidak mendengar siaran dari Korsel seraya menambahkan bahwa dampak kebisingan itu tampaknya terbatas.
Korut disebut berang terhadap kampanye pengeras suara dan selebaran anti-Pyongyang yang dikirimkan para aktivis Korsel karena khawatir masuknya informasi dari luar bisa menimbulkan ancaman bagi rezim Kim Jong Un.
Pada pekan lalu, Kim Yo Jong memperingatkan tentang konsekuensi yang mengerikan dan menyakitkan atas penyebaran selebaran yang terus berlanjut.
Pada 2014, kedua negara Korea terlibat baku tembak dengan senjata mesin di sepanjang perbatasan setelah Korut tampaknya mencoba menembak jatuh balon yang membawa selebaran propaganda yang mengkritik Korut. (ant/nsi)