- ANTARA
Rusia Klaim Ukraina Coba Serang PLTN Kursk
Istanbul, tvOnenews.com - Rusia pada Jumat mengklaim bahwa Ukraina mencoba menyerang PLTN Kursk dengan serangan pesawat nirawak, sementara wilayah perbatasan terus menyaksikan serangan oleh Kiev yang diluncurkan lebih dari dua minggu lalu.
"Pada malam 22 Agustus 2024, rezim Kiev berusaha melakukan tindakan terorisme nuklir dengan pesawat nirawak kamikaze di PLTN yang terletak di Kurchatov, wilayah Kursk," kata sumber lembaga penegak hukum, menurut kantor berita negara Rusia TASS.
Sumber tersebut mengatakan pesawat nirawak (drone) Ukraina yang digunakan selama serangan itu ditembak jatuh di "sekitar" PLTN oleh sistem peperangan elektronik Rusia.
Mengomentari insiden tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kepada TASS bahwa dugaan serangan itu memerlukan tanggapan segera dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dan mendefinisikan dugaan serangan itu sebagai "tindakan terorisme nuklir."
Sehari sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa Ukraina mencoba menyerang PLTN Kursk, dan bahwa Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah diberitahu tentang situasi tersebut.
Putin mengatakan IAEA berjanji akan mengirim spesialis untuk menilai situasi di pembangkit listrik tersebut, sementara penjabat Gubernur Alexey Smirnov mengatakan situasi di pembangkit listrik tersebut stabil.
Menyusul pernyataan Putin, Kepala IAEA Rafael Grossi mengumumkan niatnya untuk menilai sendiri situasi di lokasi tersebut selama kunjungan minggu depan.
Pihak berwenang Ukraina belum mengomentari klaim Rusia tersebut.
Wilayah perbatasan Rusia di Kursk telah menjadi lokasi penyerbuan oleh Kiev sejak malam 5-6 Agustus, ketika pasukan Ukraina memasuki wilayah tersebut di dekat kota Sudzha, sekitar 10 kilometer dari perbatasan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Kiev melakukan "provokasi skala besar" dan "penembakan tanpa pandang bulu." dan mendefinisikan penyerbuan tersebut sebagai "serangan teroris."
Beberapa hari kemudian, Zelenksyy mengakui bahwa itu adalah "operasi" oleh pasukan Ukraina, dan menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk menciptakan "zona penyangga" terhadap serangan Rusia. (ant)