- (ANTARA/NZDF/HO via Reuters/as)
Kondisi Terkini Tonga Usai Erupsi dan Tsunami
Jakarta - Letusan dahsyat dan tsunami di Tonga menimbulkan banyak kerusakan dan kerugian bagi banyak pihak, terutama warga setempat. Kerusakan paling parah dilaporkan di sepanjang pantai barat Tongatapu, di mana banyak kapal dan perahu dikabarkan telah terdampar ke daratan. Tongatapu memiliki banyak resor wisata di tepi laut Nuku'alofa.
Saat ini masyarakat di Tonga terlihat mengantre untuk menggunakan layanan pengiriman uang terbatas di ibu kota, setelah dilakukan perbaikan. Sementara aksi bersih-bersih pascaerupsi masih berlangsung.
Pemerintah Tonga mengatakan air minum adalah prioritas, dan tim darurat nasional telah mendistribusikan 60.000 liter air kepada penduduk. Sebuah pabrik desalinasi di kapal AL Selandia Baru, yang mampu memproduksi 70.000 liter air bersih sehari, juga mulai mengambil air laut dari pelabuhan Tonga.
Saluran telepon antara Tonga dan dunia juga kembali terhubung pada Rabu malam (19/1), tetapi pemulihan konektivitas internet mungkin membutuhkan waktu satu bulan atau lebih.
Menurut kantor perdana menteri Tonga, masyarakat yang kehilangan rumah akibat sapuan tsunami akan dipindahkan ke Tongatapu. Sebuah rumah sakit darurat di lapangan juga telah didirikan di Pulau Nomuka setelah pusat kesehatan di lokasi itu tersapu tsunami.
Tonga mengkhawatirkan risiko penyebaran Covid-19 lewat pengiriman bantuan ke pulau yang bebas virus corona itu.
Wakil kepala misi Tonga di Australia Curtis Tu'ihalangingie menuturkan bahwa bantuan apa pun yang dikirim ke Tonga akan melalui proses karantina, dan kemungkinan tak seorang pun personel asing yang diizinkan untuk keluar dari pesawat.
Tonga adalah negara kerajaan berpenduduk 104.494 jiwa dan kini dikuasai oleh Raja Tupou VI. Negara kepulauan ini terdiri dari 176 pulau, 36 di antaranya tidak berpenghuni. Pulau utama Tongatapu menjadi rumah bagi ibu kota Tonga, Nuku'alofa.
Di awal 2022, dunia dikejutkan oleh bencana alam dahsyat yang menimpa Tonga. Gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai yang berjarak sekitar 65 km dari Nuku'alofa meletus pada 15 Januari pukul 17.10 waktu setempat (11.00 WIB) dan menimbulkan tsunami.
Gunung itu kerap kali meletus dalam beberapa dekade terakhir. Namun letusan pada Sabtu itu begitu hebat sehingga suara dentumannya terdengar hingga ke Selandia Baru yang berjarak 2.383 km dari gunung itu.
Citra-citra satelit menangkap erupsi vulkanik ketika letusan gunung itu mengembuskan gumpalan asap ke udara sekitar 19,3 km di atas permukaan laut. Langit di atas Tonga seketika menjadi gelap oleh abu.
Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan kekuatan letusan gunung itu diperkirakan setara dengan 5-10 megaton bom TNT, atau lebih dari 500 kali kekuatan bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di kota Hiroshima, Jepang pada akhir Perang Dunia II.
Pakar vulkanologi Selandia Baru Shane Cronin mengatakan bahwa data awal menunjukkan erupsi tersebut adalah yang terbesar sejak letusan Gunung Pinatubo di Filipina 30 tahun lalu.