Setelah jatuhnya kepemimpinan Bashar al-Assad, Ukraina mengambil langkah strategis untuk mempererat hubungan bilateral dengan Suriah..
Sumber :
  • Istimewa

Ukraina Perkuat Hubungan dengan Suriah: Diplomasi Kemanusiaan di Tengah Invasi Rusia

Jumat, 10 Januari 2025 - 14:54 WIB

tvOnenews.com - Setelah jatuhnya kepemimpinan Bashar al-Assad, Ukraina mengambil langkah strategis untuk mempererat hubungan bilateral dengan Suriah. Pada akhir Desember lalu, Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, memimpin delegasi resmi dalam kunjungan bersejarah ke Suriah. Dalam kunjungan tersebut, Sybiha bertemu dengan Menteri Luar Negeri sementara Suriah, Asaad Hassan al-Shibani, serta sejumlah pemimpin pemerintahan transisi, termasuk Abu Mohammed al-Golani dari Hayat Tahrir al-Sham.

Langkah tersebut menegaskan upaya Ukraina untuk memperluas pengaruhnya di kawasan Timur Tengah,  sekaligus mengurangi dominasi Rusia. Sebagai langkah konkret, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengirimkan 500 ton tepung terigu ke Suriah melalui Program Pangan Dunia (WFP) untuk membantu mengatasi krisis pangan yang masih melanda negara tersebut.

“Lebih dari dua lusin truk akan mengantarkan 500 ton tepung terigu pertama dari Ukraina ke Suriah. Ini adalah upaya nyata untuk mendukung ketahanan pangan dan membantu memulihkan perekonomian Suriah,” ujar Andrii Sybiha.

Dalam unggahan di media sosial Twitter atau X pada Senin (30/12/24), Presiden Zelenskyy menegaskan,  bantuan itu akan didistribusikan kepada sekitar 33.250 keluarga atau setara dengan 167.000 orang dalam beberapa pekan mendatang. Masing-masing keluarga akan menerima paket tepung seberat 15 kilogram yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan selama satu bulan.

Diplomasi Strategis Ukraina

Menanggapi hal tersebut, akademisi hubungan internasional dari Universitas Jenderal Soedirman, Dias Pabyantara,  menilai langkah tersebut merupakan bagian dari strategi Ukraina untuk memperkuat posisinya di Timur Tengah, terutama setelah kejatuhan rezim Assad.

“Ukraina tidak hanya menunjukkan dukungannya terhadap stabilitas regional, tetapi juga membuka peluang kerja sama yang lebih luas di bidang ekonomi dan politik," kata Dias.  "Ini adalah langkah strategis untuk mengurangi pengaruh Rusia di Timur Tengah."  Dias nenegaskan hal itu dalam wawancara dengan media, Sabtu (04/01/25).

Menurut Dias,  kolaborasi ini mengirim pesan tegas bahwa Ukraina ingin memperluas jangkauan hubungan internasionalnya ke kawasan yang selama ini dianggap berada di bawah pengaruh kuat Rusia.

“Langkah ini bukan hanya soal hubungan diplomatik, tetapi juga bentuk kehadiran Ukraina sebagai mitra dalam pemulihan negara pascakonflik. Diplomasi ini memperlihatkan ambisi Ukraina untuk menjadi aktor global yang mendukung stabilitas dan pembangunan,” kata Dias, menambahkan. 

Diplomasi Kemanusiaan di Tengah Konflik

Bantuan tepung dari Ukraina itu pun menurut  Dias mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan di tengah tekanan berat akibat invasi Rusia. 

"Bantuan ini menunjukkan bahwa Ukraina tetap berkomitmen pada solidaritas global meskipun sedang berada dalam situasi sulit," ujarnya.

Selain aspek kemanusiaan, Dias juga menyoroti potensi kerja sama ekonomi yang bisa berkembang dari hubungan ini. 

"Kerja sama di bidang agrikultur adalah peluang strategis, terutama mengingat pentingnya ketahanan pangan bagi stabilitas jangka panjang. Pada 2022, Suriah mengimpor 500.000 ton gandum dari Ukraina, yang menunjukkan adanya potensi kolaborasi lebih besar di masa depan."

Langkah itu pun dinilainya dapat menjadi katalis bagi peningkatan hubungan bilateral dan memperkuat posisi Ukraina di kancah internasional. Dias menambahkan,  Ukraina telah menunjukkan dirinya sebagai negara yang mendukung keadilan, stabilitas, dan pembangunan global.

Simbol Solidaritas dan Harapan Perdamaian

“Bantuan ini bukan hanya soal logistik, tetapi juga simbol solidaritas yang sangat dibutuhkan Suriah saat ini. Di tengah krisis, bantuan semacam ini menjadi pesan kuat bahwa Ukraina hadir sebagai mitra,” ujar Dias.

Lebih jauh Dias  menyampaikan harapannya agar Ukraina, seperti Suriah, dapat mencapai perdamaian yang berdaulat dan membuka peluang untuk masa depan yang lebih baik bagi rakyatnya. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan solidaritas dari komunitas internasional yang terus diperkuat melalui inisiatif diplomasi dan bantuan kemanusiaan.(chm)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
33:49
03:06
04:32
01:23
03:07
02:33
Viral