- (ANTARA/Aria Cindyara)
Menjelajahi Dubai, Simbol Peradaban Modern dan Kreativitas Manusia
Dubai, Uni Emirat Arab - Udara panas dan lembab ala negara Sahara serta berbagai hiburan mewah acap kali dibayangkan saat seseorang menyebut Dubai. Namun di luar itu, Dubai dapat dibilang sebagai tujuan perjalanan modern dan futuristik dengan daya tarik tersendiri.
Pusat hiburan di Dubai, Uni Arab Emirat (UAE) tersebut menjadi destinasi populer di kalangan pelaku perjalanan dunia. Pada 2019 lalu, otoritas pariwisata setempat melaporkan 16,73 juta wisatawan mengunjungi kota dengan beragam pilihan tujuan wisata itu.
Berikut ini adalah sejumlah destinasi yang dapat menjadi pilihan city tour bagi para pelaku perjalanan yang ingin menjelajahi Dubai.
Menikmati suasana marina di Bluewaters Island
Pulau buatan Bluewaters Island menjadi rumah bagi salah satu observatory wheel tertinggi di dunia, Dubai Ain.
Dari ketinggian 250 meter di titik teratas Dubai Ain, para pengunjung dapat melihat pemandangan Palm Jumeirah, rangkaian pulau reklamasi di Dubai yang dibuat menyerupai pohon palem. Pulau itu menjadi ikon kemampuan manusia di Dubai dan UAE selama kehadirannya yang hampir 21 tahun.
Dari kawasan ini, para pengunjung juga dapat melihat suasana di pantai buatan di Jumeirah Beach Residences yang dipenuhi wisatawan dan penikmat wisata olah raga air.
Para pecinta makanan-makanan unik ala food truck juga dapat menikmati berbagai pilihan yang terletak di kawasan Dubai Ain yang luas.
Harga tiket masuk Dubai Ain mulai dari 130 dirham UAE (sekitar Rp505.525), namun saat ini Dubai Ain tengah menjalani renovasi yang akan berlangsung selama satu bulan ke depan.
Berimajinasi masa depan di Museum of the Future
Desain unik menyerupai oval dengan ruang hampa di tengahnya menjadikan gedung Museum of the Future pemandangan yang mencolok di kota Dubai, terutama di antara gedung-gedung lain yang berlokasi di Jalan Sheikh Zayed itu.
Warna perak gedung tersebut dibalut oleh pulasan kaligrafi Arab di sekeliling eksteriornya. Tulisan indah tersebut adalah kutipan tentang masa depan dari Sheikh Mohammad bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden dan Perdana Menteri UAE, juga pemimpin Dubai.
Kaligrafi yang dirancang seniman Mattar bin Lahej itu terpampang jelas di bagian luar gedung museum dan membawa pesan kuat yang mencerminkan nilai utama museum tersebut.
“Kita mungkin tak akan hidup hingga ratusan tahun ke depan, namun hasil dari kreativitas kita akan meninggalkan warisan yang hidup jauh setelah kita tiada.”
“Masa depan adalah milik mereka yang dapat membayangkannya, merancangnya, dan mewujudkannya. Masa depan tidak menunggu. Masa depan dapat dirancang dan dibangun hari ini.”
“Rahasia pembaruan kehidupan, pembangunan peradaban dan kemajuan umat manusia terangkum dalam satu kata: Inovasi.”
Gedung yang dirancang oleh arsitek Shaun Killa itu merepresentasikan kemanusiaan dengan bentuk lingkaran, mencerminkan bumi dengan gundukan hijau di atas gedung, dan menggambarkan masa depan yang penuh misteri dengan ruang kosong di tengah bangunan.
Pengelola museum memadukan kegiatan pameran, teater, dan atraksi tematik untuk menciptakan "gerbang ke masa depan", di mana semua instalasi dibuat oleh perancang, seniman, dan pembuat film yang visioner.
Masing-masing instalasi dibuat untuk membuka pikiran para pengunjung museum, tentang berbagai kemungkinan, baik untuk diri mereka sendiri, untuk masa depan, maupun untuk dunia.
Mereka yang hendak mengunjungi museum ini perlu membeli tiket secara daring terlebih dahulu. Kunjungan sebaiknya direncanakan jauh-jauh hari karena tiket kerap kali habis terjual untuk beberapa hari, bahkan beberapa pekan ke depan.
Harga tiket untuk usia 3 tahun ke atas dipatok seharga 145 dirham (sekitar Rp564.756).
Menikmati matahari terbenam di ketinggian Burj Khalifa
Sebagai gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa dan observatori panorama At The Top, sudah tidak asing lagi bagi para pecinta travelling. Namun, ada sensasi tersendiri saat menikmati matahari yang perlahan terbenam dari lantai 124 dan 125 bangunan yang terletak di pusat kota Dubai itu.
Waktu di antara pukul 17.30 dan 18.30 menjadi saat yang tepat untuk menikmati sunset dari ketinggian, ketika nuansa jingga keemasan menyelimuti gedung-gedung pencakar langit lain di sekitar Burj Khalifa, yang jadi terlihat rendah dibandingkan gedung setinggi 828 meter tersebut.
Ada sedikit ketenangan di sekitar observatori yang selalu ramai oleh pengunjung kala mereka sibuk mengabadikan momen terbenamnya matahari.
Tiket masuk ke lantai 124 dan 125 Burj Khalifa dipatok seharga 150 dirham, namun di jam-jam ramai dari pukul 16.00 hingga 18.30, harga tiket sedikit lebih mahal yakni 234 dirham.
Melepas penat di Dubai Mall dan Dubai Fountain
Tersambung dengan pintu masuk dan keluar At The Top Burj Khalifa menjadikan Dubai Fountain dan Dubai Mall tempat yang strategis untuk mencari santap malam dan melepas penat usai berwisata selama satu harian penuh.
Dubai Mall merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di dunia dengan ratusan merek-merek global ternama. Toko-toko suvenir hingga gerai-gerai barang mewah ada di sana. Namun, Dubai Mall tak hanya menjadi tempat berbelanja, tapi juga pusat keramaian yang menarik para turis dengan arsitektur megahnya.
Di area yang sama, para pengunjung dapat menikmati pemandangan ke arah air mancur Dubai Fountain. Setiap hari mulai pukul 18.00 petang hingga 23.00, pertunjukan air mancur yang diiringi suara musik berlangsung setiap 30 menit sekali.
Sambil menikmati minuman dingin, pertunjukan itu bisa disaksikan sambil memandang Burj Khalifa yang menjulang tinggi dan berkelap-kelip di belakangnya. (ant/mii)