Pemandangan kuburan pasir dangkal manusia, beberapa diduga meninggal akibat terinfeksi COVID-19, di tepian Sungai Gangga, India, Jumat (21/5/2021)..
Sumber :
  • ANTARA FOTO/REUTERS

India laporkan kenaikan kasus harian virus corona sebanyak 240.842

Minggu, 23 Mei 2021 - 17:52 WIB

New Delhi, 23/5 - India pada Minggu melaporkan 240.842 infeksi baru COVID-19 selama 24 jam terakhir dan kematian meningkat 3.741.

Total infeksi di negara itu mencapai 26,5 juta sedangkan jumlah kematian total negara itu pada 299.266, menurut data dari kementerian kesehatan setempat.

India memimpin dunia dalam jumlah rata-rata harian kematian baru yang dilaporkan, terhitung satu dari setiap tiga kematian yang dilaporkan di seluruh dunia setiap hari, menurut hitungan Reuters.

Lonjakan tajam penularan COVID-19 di India dipicu oleh pertemuan keagamaan yang berlangsung di Sungai Gangga dan berkumpulnya massa dalam protes politik warga kepada pemerintah.

Ketika rekor kasus infeksi yang berlangsung berturut-turut selama beberapa hari, India kekurangan oksigen dan tempat hunian di kamar darurat dipenuhi pasien. Lonjakan kematian akibat COVID juga menyebabkan India kekurangan kayu bakar untuk mengkremasi jasad korban COVID-19.

Mumbai model

Sementara itu, guna menekan gelombang tsunami COVID-19 di India yang terjadi pada April 2021, pemerintah pusat setempat mulai menerapkan Mumbai Model untuk mengatur angka kasus positif warganya.

Mumbai Model sendiri menjadi strategi pengaturan kasus COVID-19 yang awalnya diterapkan di Kota Mumbai, negara bagian Maharastra, kemudian diterapkan di seluruh negara bagian India.

"Pemerintah pusat memerintahkan Mumbai Model diberlakukan seluruh negara di India," ujar Konsul Jendral RI untuk Mumbai/India Agus Prihatin Saptono dalam dialog daring Waspada COVID-19 di Indonesia - Bercermin dari India, Rusia dan Singapura yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Agus mengatakan adapun setiap negara bagian di India memiliki penanganan yang berbeda. Dia menyebut hingga kini sejumlah negara bagian di India seperti Delhi, Uttar Pradesh, Kerla dan Tamil Nadu dinilai cukup kewalahan dari segi ketersediaan oksigen dan rumah sakit, karena tidak sesiap penanganan di Mumbai.

"Menariknya Mumbai Model diadopsi, karena yang terjadi adalah Mumbai atau Maharastra sejak tahun lalu yang tertinggi kena COVID-19, tetapi tingkat kepulihan juga tinggi, jadi masih manageable," ujar dia.

Agus memaparkan Mumbai Model menekankan pada manajemen rumah sakit dan langkah penambahan jumbo isolation center, atau pusat isolasi dengan kapasitas jumbo.

Adapun dalam kebijakan tersebut, otoritas setempat mempertahankan enam jumbo isolation center yang berada di enam distrik di Maharastra.

Dalam situasi kasus positif COVID-19 yang semakin meningkat, otoritas Maharastra menambah 3.000.000 ruang isolasi untuk penduduk di pinggir Kota Mumbai. Kapasitas jumbo tersebut terdiri dari 3.000 tempat tidur disertai toilet mandiri, tempat tidur tunggal dengan fasilitas suplai oksigen dan 300 tempat tidur untuk perawatan intensif.

Selain itu, pemerintah Mumbai menerapkan manajemen ketersediaan oksigen dengan cara membangun pabrik oksigen untuk tiap rumah sakit dan pemusatan alokasi oksigen dari pelaku industri, baik dari BUMN minyak dan gas India, korporasi swasta, hingga sumbangsih para konglomerat yang berpusat di Mumbai. (ito/ant)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:29
01:44
01:26
01:31
02:50
03:27
Viral