Seorang pendeta menghibur keluarga korban penembakan di skeolah dasar, di Uvalde, Texas, AS, 24 Mei 2022.
Sumber :
  • Reuters

Joe Biden dan Anggota Kongres Kecam Tragedi Penembakan di Texas

Rabu, 25 Mei 2022 - 14:07 WIB

Jakarta - Aksi kejam yang dilakukan seorang remaja 18 tahun asal Texas telah menewaskan 19 anak-anak dan dua orang dewasa pada Selasa (24/5/2022). Sebelum melakukan penembakan di Sekolah Dasar Robb, Salvador Ramos (tersangka), membunuh sang nenek terlebih dahulu.

Tentu kabar duka ini tersebar luas hingga menjangkau orang-orang penting yang ada di Amerika Serikat. Ini adalah pembantaian yang memilukan hati.

Orang nomor satu di Amerika Serikat angkat bicara, Joe Biden mengaku merasa sangat sedih atas duka yang menimpa keluarga korban. Anak kecil yang tidak tahu apa-apa harus menjadi korban baku tembak. "Saya berharap ketika menjadi presiden, saya tidak perlu melakukan ini lagi," kata Biden, seperti dikutip dari Reuters.

"Orang tua mereka tidak akan pernah melihat anak-anaknya lagi, tidak bisa melewati momen ketika anak mereka melompat ke tempat tidur dan berpelukan," lanjutnya.

Bendera Setengah Tiang

Biden memerintahkan adanya pengibaran bendera setengah tiang hingga 28 mei 2022. "Saya dengan ini memerintahkan pemasangan bendera Amerika Serikat setengah tiang di Gedung Putih dan seluruh bangunan publik, pangkalan militer dan angkatan laut dan seluruh kapal pemerintah federal di Distrik Columbia dan seluruh wilayah Amerika Serikat hingga 28 Mei 2022," kata Biden yang dirilis di situs resmi Gedung Putih hari ini.

Sementara sang istri, wanita pertama di Amerika Serikat Jill Biden turut menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya korban penembakan. "Tuhan, cukup. Anak-anak kecil dan guru mereka. Tertegun, marah, patah hati," ungkapnya.

Lokasi peristiwa terjadi di daerah Uvalde, Texas, sebuah kota yang jaraknya dengan San Antonio sejauh 130 kilometer ini mengguncang emosi Greg Abbott selaku gubernur Republik Texas. Peristiwa ini sungguh menyayat hatinya dan masyarakat Texas.

"Warga Texas berduka atas korban kejahatan yang tidak masuk akal ini. Cecilia (istri) dan saya berduka atas kehilangan keluarga korban. Peristiwa ini mendesak semua orang Texas untuk bersatu," tuturnya.

Salah seorang Senator Republik Texas John Cornyn menyampaikan rasa terima kasih kepada staf dan orang-orang yang membantu kasus ini dapat diselesaikan dengan baik.

"Saya berterima kasih kepada penegak hukum dan semua orang yang bekerja untuk menghentikan aksi penembak, staf medis yang berkerja hingga sekarang demi mencegah hilangnya nyawa lebih banyak," sampainya kepada media.

Obama dan Clinton Berduka

Rupanya kasus ini tak pelak menarik perhatian mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan Bill Clinton. Keduanya sangat terpukul atas apa yang terjadi pada anak kecil yang menjadi korban. Lagi-lagi menyalahkan kebijakan pemerintah yang tidak tegas terhadap larangan kepemilikan senjata api.

"Hampir sepuluh tahun setelah Sandy Hook - dan sepuluh hari setelah Buffalo - negara kita dilumpuhkan, bukan oleh ketakutan, tetapi oleh lobi senjata dan partai politik yang tidak menunjukkan kesedihan untuk bertindak dengan cara apa pun yang dapat membantu mencegah tragedi ini," kata Barack Obama.

Sementara mantan Presiden yang menjabat pada 1993-2001, Bill Clinton mengemukakan pendapatnya.

"Para pemimpin terpilih kita di tingkat lokal, negara bagian dan federal, terlepas dari apa pun partainya, harus menemukan cara yang masuk akal untuk menjaga anak-anak dan komunitas kita tetap aman. Mereka dapat melakukannya tanpa menyentuh hak untuk berburu, menembak, dan menyimpan senjata untuk diri sendiri. Propaganda dan paranoia telah menahan kita untuk saling membantu dalam hal ini terlalu lama. Kita bisa melakukan dan menjadi lebih baik. Waktunya untuk bertindak adalah sekarang," tegas Clinton. (gan/ito)
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
11:57
04:34
04:12
09:36
01:27
01:11
Viral