- reuters
Joe Biden Setuju Dokumen Rahasia Serangan 9/11 Dibuka ke Publik
Amerika Serikat - Presiden AS Joe Biden memerintahkan Departemen Kehakiman untuk merilis dokumen rahasia yang tersisa terkait serangan teroris 9/11 dalam waktu enam bulan, setelah keluarga korban melarang Biden menghadiri peringatan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (3 September 2021), Biden menyampaikan telah menandatangani perintah eksekutif yang menginstruksikan Jaksa Agung Merrick Garland untuk melakukan 'peninjauan deklasifikasi' dari dokumen yang tersisa, mengenai penyelidikan FBI terhadap serangan yang menargetkan New York City dan Washington, DC pada 11 September 2001.
Berdasarkan laporan rt.com keluarga korban 9/11 menyampaikan bahwa mereka tidak mengijinkan Biden menghadiri peringatan sampai Biden menepati janji untuk mendeklasifikasi dokumen tentang 'kemungkinan peran Saudi'
Pada awal Agustus, anggota keluarga korban 9/11 meminta Biden untuk tidak menghadiri peringatan apa pun kecuali telah memenuhi janji kampanyenya untuk merilis dokumen yang tersisa.
Mereka percaya surat-surat yang dirahasiakan selama 20 tahun itu berisi tentang keterlibatan Arab Saudi atau pejabat Kerajaan dalam mendanai, mendukung atau bersekongkol dengan 19 pembajak.
Sebuah surat menyatakan pihak keluarga "tidak dapat dengan itikad baik - dan dengan penghormatan kepada mereka yang hilang, sakit dan terluka - menyambut presiden ke tempat suci kami sampai dia memenuhi komitmennya." Sejak itu surat tersebut telah ditandatangani oleh lebih dari 2.000 orang.
Sembilan belas penyerang membajak empat pesawat penumpang dan menabrakkan tiga di antaranya ke World Trade Center dan Pentagon. Pesawat keempat jatuh ke sebuah lapangan di Shanksville, Pennsylvania. Serangan tersebut diduga dilakukan oleh Al-Qaeda, sebuah kelompok yang dijalankan oleh bekas seorang warga negara Arab Saudi Osama Bin Laden.
AS merespon dengan menginvasi Afghanistan pada Oktober 2001 dan Irak pada Maret 2003, yang berakhir dengan penarikan diri setelah bertahun-tahun pendudukan, perang melawan pemberontak, dan 'pembangunan bangsa' yang gagal. Ner/Rifa