- Reuters
China dan Jepang Sambut Pemerintahan Taliban Secara Terselubung
Jakarta - China dan Jepang memberikan sambutan hangat pada pembentukan pemerintah sementara Taliban di Afghanistan. Para pemimpin Taliban mengisi semua posisi teratas di pemerintahan baru, tanpa tempat bagi orang luar atau wanita mana pun.
China memandang pembentukan pemerintahan baru di Afghanistan sebagai langkah penting menuju rekonstruksi negara itu.
"Kami berharap pemerintah Afghanistan yang baru akan mendengarkan secara luas orang-orang dari semua ras dan faksi, untuk memenuhi aspirasi rakyatnya sendiri dan harapan masyarakat internasional," kata juru bicara kementerian luar negeri, Wang Wenbin di Beijing, Rabu (8/9).
China juga siap untuk menjaga komunikasi dengan para pemimpin pemerintahan baru. China menghormati kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Afghanistan, kata Wang.
Mullah Mohammed Hasan Akhund - rekanan pendiri kelompok tersebut, Mullah Omar - ditunjuk sebagai perdana menteri. Kemudian Mullah Sirajuddin Haqqani, yang termasuk dalam daftar pencarian teroris AS, diangkat menjadi menteri dalam negeri dalam daftar pemerintah yang diumumkan pada hari Selasa.
Sementara itu Di Tokyo, seorang pejabat tinggi mengatakan Jepang sedang memantau tindakan Taliban dan akan terus bekerja sama dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain, sambil menyatakan keprihatinan atas keselamatan warga di Afghanistan.
"Melalui berbagai upaya termasuk dialog praktis dengan Taliban, kami melakukan yang terbaik untuk memastikan keselamatan warga negara Jepang dan staf lokal yang tersisa," kata Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato.