Protes terhadap mandat pemerintah atas vaksinasi, tes PCR dan masker, di Istanbul, Turki (11/9/2021).
Sumber :
  • tim tvOne/Reuters

Ribuan Warga Turki Menentang Vaksinasi dan Aturan Pembatasan

Minggu, 12 September 2021 - 10:16 WIB

Istanbul, Turki - Lebih dari 2.000 orang Turki berdemonstrasi di Istanbul pada Sabtu menentang mandat pemerintah mengenai vaksinasi, tes PCR dan penggunaan masker.

"Pandemi ini terus berlanjut dengan semakin banyak pembatasan pada kebebasan kita dan tidak ada habisnya," kata Erdem Boz (40) salah seorang demonstran yang berprofesi sebagai pengembang perangkat lunak. 

"Masker, vaksin, tes PCR semuanya menjadi wajib. Kami di sini untuk menyuarakan ketidakpuasan kami dengan ini," lanjutnya.

Dalam protes terbesar di Turki, kebanyakan orang tanpa masker meneriakkan slogan, memegang plakat dan bendera Turki, serta menyanyikan lagu-lagu untuk membela apa yang mereka sebut hak-hak individu.

Unjuk rasa ini merupakan bagian dari demonstrasi anti-vaksin yang juga dilakukan di beberapa negara lain.

Para pengunjuk rasa yang menghadiri rapat umum yang disetujui pemerintah di distrik Maltepe Istanbul tidak diharuskan menunjukkan bukti vaksinasi atau tes negatif. Polisi setempat juga tidak campur tangan atas protes itu.

Unjuk rasa menentang perintah Pemerintah dalam vaksinasi, tes PCR dan penggunaan masker menjadi juga trending topic tertinggi di Turki.

Sebelumnya, pemerintah mulai mewajibkan bukti vaksinasi atau tes negatif Covid-19 untuk semua penumpang pesawat, bus dan kereta api. Serta bagi mereka yang akan menghadiri acara besar seperti konser atau pertunjukan teater.

Semua karyawan sekolah yang tidak divaksinasi diharuskan mengikuti tes PCR dua kali seminggu. Masker dan jarak sosial juga diberlakukan secara ketat di tempat umum.

Sekitar 64 persen orang Turki telah menerima dua suntikan vaksin. Namun, sekitar 23 ribu kasus baru muncul setiap hari. 

Hal ini mendorong menteri kesehatan Turki, Fahrettin Koca, mengatakan bahwa bulan ini merupakan "pandemi orang yang tidak divaksinasi". "Vaksin adalah solusi terakhir! Aturan sangat diperlukan," kata Koca di twitter. (Reuters/ito)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:59
03:23
03:02
03:01
02:57
02:35
Viral