- AP Newsroom
Potret Anak-Anak Afganistan Dipekerjakan Keluarga karena Ekonomi Terus Menurun
Seorang anak bernama Nabila bekerja selama 10 jam bahkan lebih dan melakukan pekerjaan berat dan kotor yaitu mencetak lumpur ke dalam cetakan dan mengangkut gerobak penuh batu bata. Pada usia nya yang ke 12 tahun, Nabila telah bekerja di pabrik batu bata di setengah hidupnya.
Nabila telah bekerja di pabrik batu bara sejak dirinya berusia lima atau enam tahun. Sama hal nya dengan keluarga lain, keluarga dari Nabila juga bekerja sepanjang tahun di sebuah tempat pembakaran di dekat Kabul, bagian luar Jalalabad, dekat perbatasan Pakistan.
Dilansir dari apnews, salah satu keluarga mengatakan bahwa anak-anak nya pernah bersekolah namun, dirinya tidak punya pilihan lain ketika ekonomi memburuk.
“Tidak ada cara lain. Bagaimana mereka bisa belajar kalau kita tidak punya roti untuk dimakan? Bertahan hidup lebih penting,” ujar salah satu keluarga dilansir dari apnews, Kamis (23/9/2022).
Setiap pekerja mendapatkan $4 atau setara dengan Rp.60.000 untuk setiap 1.000 batu bata yang mereka buat. Satu orang dewasa yang bekerja sendiri tidak dapat melakukan jumlah itu dalam sehari, tetapi jika anak-anak membantu, mereka dapat membuat 1.500 batu bata sehari.
Dilansir dari apnews bahwa runtuhnya mata pencarian yang dialami warga Afghanistan tahun lalu Pada bulan Juni, 77% dari keluarga yang disurvei melaporkan bahwa mereka telah kehilangan setengah pendapatan mereka atau lebih, dibandingkan tahun lalu, naik dari 61% pada bulan Desember.
Sebagai informasi Save the Children mengatakan bahwa persentase keluarga yang mempekerjakan anaknya di luar rumah bertambah mulai dari 18% menjadi 22% dari Desember hingga Juni. Artinya, lebih dari 1 juta anak di seluruh negeri bekerja . survei tersebut mencakup lebih dari 1.400 anak yang bekerja. (mg4/mut)