- AP Newsroom
Wakil Presiden AS Bertolak ke Jepang Hadiri Pemakaman Shinzo Abe
Jakarta - Jelang pemakaman Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan dihadiri berbagai pemimpin dunia, salah satunya Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris.
Harris yang memimpin delegasi pejabat dan mantan pejabat Amerika ke pemakaman itu, berencana menghabiskan tiga malam di Tokyo.
Selain menghadiri pemakaman Shinzo Abe, Harris juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Fumio Kishida, Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
Wakil Presiden Amerika ini juga berencana melangsungkan pertemuan dengan para pemimpin bisnis Jepang sebagai upaya memperluas manufaktur chip komputer.
Selanjutnya, secara terpisah Harris akan mengunjungi angkatan laut Amerika yang bertugas di kapal perusak di pangkalan Angkatan laut terdekat.
Kunjungan ini menjadi yang kedua bagi Harris sejak menjabat pada Januari 2021. Kunjungan ini biasanya merupakan tugas langsung seorang wakil presiden, tetapi bagi Harris akan ada kontroversi di hampir setiap kesempatan ketika ia menghadiri peringatan untuk menghormati mantan perdana menteri Shinzo Abe itu.
Sekutu-sekutu Amerika sedang mencari kejelasan setelah beragam pesan soal apakah Presiden Joe Biden benar-benar akan mengirim pasukan untuk mempertahankan Taiwan dari potensi invasi China.
Lebih lanjut, soal potensi provokasi Korea Utara, yang melakukan uji coba rudal sesaat sebelum keberangkatan Harris dari Washington DC.
Serta kekecewaan terhadap undang-undang baru Amerika yang membuat kendaraan listrik yang diproduksi di luar Amerika Utara tidak memenuhi syarat untuk mendapat subsidi pemerintah.
Saat singgah di Korea Selatan, Harris bermaksud melangsungkan pertemuan dengan Presiden Yoon Suk-Yeol dan menjadi tuan rumah diskusi meja bundar dengan sejumlah perempuan terkemuka, suatu fenomena yang rumit di negara di mana Yoon menghadapi kecaman karena pemerintahannya didominasi laki-laki.
Seperti yang diketahui, hubungan antara Korea Selatan dan Jepang tetap tegang karena warisan agresi Jepang selama Perang Dunia Kedua.
Warga Korea Selatan masih mengupayakan kompensasi atas kerja paksa dan perbudakan seks yang terjadi ketika Jepang menduduki negara mereka.
Pada saat sidang Majelis Umum PBB di New York, Kamis (22/9/22) waktu setempat, Kishida dan Yoon berjanji akan mempercepat upaya pemulihan hubungan kedua negara.
(mg6/mii)