Tentara Ukraina bekerja memindahkan potongan struktur logam saat pertempuran dengan pasukan Rusia di Izium berlangsung.
Sumber :
  • AP Newsroom

Frustrasi dan Malu, Rusia Kalah Perang dengan Ukraina, Pilih Mundur dari Kota Utama

Selasa, 4 Oktober 2022 - 13:11 WIB

Jakarta - Kekalahan Rusia dalam perang dengan Ukraina menjadi satu hal yang memalukan belakangan ini. Kemunduran Rusia dari kota utama Ukraina pun mendatangkan kecaman dari keramaian yang tidak memungkinkan. 

Rasa frustasi karena kemunduran di medan perang telah diekspresikan sejak lama melalui sebuah blog media sosial yang dikendalikan oleh pakar nasionalis dan analisis pro-Kremlin. Namun, saat ini itu sudah menyebar ke TV siaran pemerintah sekaligus halaman surat kabar pemerintah.

Nada yang kurang menyenangkan pun muncul dari media yang dikelola pemerintah, tepat ketika Presiden Vladimir Putin menghadapi kekecewaan Rusia yang meluas terkait dengan mobilisasi pasukan cadangannya dan ketika pejabat pemerintah berusaha untuk menerangkan tentang rencananya mencaplok wilayah Ukraina.
“Kekalahan Rusia di Kharkiv (wilayah) dan Lyman, dikombinasikan dengan kegagalan Kremlin untuk melakukan mobilisasi parsial secara efektif dan adil secara fundamental mengubah ruang informasi Rusia.”

Peristiwa ini menjadi tantangan bagi pembawa acara ternama di Rusia sekaligus acara talk show yang berbau politik, yang mana mereka bekerja keras untuk mendeskripsikan keuntungan Ukraina dengan cara yang masih menguntungkan Kremlin. 

Peristiwa ini pun seolah-olah menjadi buah bibir dari sekutu media Putin, yang mengecam bahwa tindakan harus lebih keras untuk mencapai kemenangan. Hal ini terkait dengan perebutan kembali Lyman (sebuah kota di timur yang digunakan oleh Pasukan Rusia sebagai pusat logistik dan transportasi utama) yang dilakukan oleh Ukraina. 

Salah satu sosok yang mengungkapkan terkait hal tersebut adalah Vladimir Solovyov, seorang pembawa acara dari sebuah acara talk show prime-time yang mengudara di Stasiun TV Pemerintah Russia 1.

“Apa yang terjadi pada hari Sabtu, Lyman itu adalah tantangan serius bagi kami,” ungkapnya mengutip dari AP News, Selasa (04/10/2022). 

Solovyov menegaskan bahwa militernya harus bertindak lebih dalam menyatukan Lyman yang direbut kembali oleh Ukraina. 

“Kita perlu menyatukannya, membuat keputusan yang tidak populer, tetapi perlu dan bertindak,” katanya.

Di sisi lain, Solovyov menyatakan bahwa Rusia berurusan dengan para anggota NATO maupun kekuatan kompleks industri militernya, bukan dengan Ukraina.

“Tidak berurusan dengan Ukraina, kita telah melewati itu. Kami berurusan dengan seluruh blok NATO, dengan kekuatan kompleks industri militernya,” tegasnya dalam program yang dibawakannya. (mg7/ree)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:57
05:35
02:32
11:38
19:39
08:06
Viral