- Kantor berita Yonhap
Ancaman Bahaya pada Tragedi Itaewon Terdeteksi Sejak Jumat, Meledak di Sabtu
Seoul - Ancaman kerumuman warga pada perayaan halloween di Distrik Itaewon sebenarnya sudah terdeteksi sejak Jumat (30/10/2022). Dilansir dari kantor berita Yonhap, menyebutkan bahwa saksi mata mengatakan sudah sulit untuk berjalan-jalan di Itaewon pada hari Jumat karena kerumunan besar.
Pada Jumat malam, akun saksi mata mengatakan di media sosial bahwa beberapa orang berdesak-desakan dan jatuh di gang yang sama pada malam sebelumnya tetapi tidak terluka.
Sejak Jumat malam, jumlah kerumunan orang di distrik itu diperkirakan mencapai 100.000 orang.
Meski potensi peningkatan kerumunan sudah terdeteksi sejak Jumat, namun pemerintah kota Seoul tampaknya tidak mengambil tindakan khusus untuk menghindari kecelakaan dan jaminan keselamatan pada perayaan Halloween itu.
Menurut informasi dari otoritas setempat, kantor Bangsal Yongsan mengadakan pertemuan darurat pada hari Kamis di bawah pengawasan wakil kepala untuk membahas langkah-langkah keamanan terkait Halloween untuk wilayah Itaewon.
"Tetapi diskusi tersebut dilaporkan berfokus pada tindakan karantina COVID-19, inspeksi fasilitas, dan keamanan makanan restoran," demikian dikutip dari Yonhap.
Kantor lingkungan mengatakan sekitar 150 pegawai negeri sipil dalam 28 tim dikerahkan ke Itaewon dari Kamis hingga Sabtu.
Polisi Seoul juga mengatakan mereka mengerahkan sekitar 200 petugas ke Itaewon pada hari Sabtu, meskipun tugas mereka sebagian besar difokuskan untuk menindak kejahatan seks, narkoba dan pencurian, bukan manajemen keselamatan.
Tragedi Itaewon terjadi Sabtu malam ketika kerumunan pengunjung pesta Halloween memadati gang sempit selebar 3,2 meter di distrik hiburan Itaewon di Seoul. Beberapa dari mereka mulai jatuh, menyebabkan yang lain jatuh seperti "domino" dan menumpuk satu sama lain.
Data terakhir sedikitnya 155 orang meninggal, 30 orang luka parah, dan 116 lainnya mengalami luka ringan. Dua pertiga dari korban meninggal, atau 103 orang, berusia 20-an, dan 100 dari mereka yang tewas adalah wanita.
Dari jumlah 155 itu, 26 korban merupakan warga asing dari Iran, China, Rusia, Amerika Serikat, Jepang, Prancis, Australia, Norwegia, Austria, Vietnam, Thailand, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Sri Lanka.
Media setempat menyebutkan peristiwa ini sebagai kejadian kerumuman paling mematikan dalam sejarah Korea Selatan. (ito)