- Istimewa/Cut Refa
Kami Ingin Pulang ke Indonesia, Pesan WNI yang Terdampak Gempa Turki ke Presiden Jokowi
Ankara, tvOnenews.com - Dunia berkambung saat ini, karena Turki, tepatanya di kota Ganziantep dan Kahramanmaras diguncang gempa berkekuatan magnitudo 7,8, pada Senin (6/2/2023) subuh sekira pukul 04.00 waktu setempat.
Akbiat gempa itu, banyak bangunan di kedua kota tersebut alami runtuh. Bahkan, yang paling menyedihkannya lagi, ribuan orang meninggal dunia dan terluka.
Tak hanya warga Turki saja yang menjadi korban gempa tersebut. Warga Negara Indonesia (WNI) yang menetap dan lagi melanjutkan study-nya di Turki, juga terdampak gempa.
Memilukannya lagi, dapat kabar dari satu di antara WNI asal Aceh, yang merupakan mahasiswi Kahramanmaraş Şütçü İmam Üniversitesi, Cut Refa Zafira katakan, dari kejadian gempa tersebut, ada satu orang WNI yang meninggal dunia di kota Kahramanmaraş.
"Kabarnya satu orang WNI meninggal dunia, karena gempa tersebut. dia bersama anakny dan suaminya tertimpa runtuhan bangunan," cerita Cut Refa Zafira kepada tvOnenews.com melalui sambungan telepon, Jumat (10/1/2023) malam hari waktu Indonesia.
Jadi, Cut Refa katakan, bahwasanya anak dan suaminya merupakan kewarganegaraan Turki.
"Nah WNI yang meninggal dunia itu merupakan berasal dari Bali dan berdasarkan informasi, jasadnya sudah dievakuasi, makanya bisa diidentifikasi," jelas Cut Refa kepada tvOnenews.com.
Di samping itu, ia juga katakan bahwa saat ini para WNI yang terdampak gempa sudah dievakuasi dan dikumpulkan di satu tempat, yakni di Wisma KBRI.
"Jadi kami sudah dievakuasi dan sudah dikumpulkan di Wisma KBRI," jelasnya.
Kolase Runtuhan Gedung Terdampak Gempa di kota Kahramanmaraş.
Namun, saat disinggung harapannya kepada pemerintah Indonesia terutama pada Presiden Jokowi. Dia katakan, saat ini dirinya dengan teman-temanya masih merasa cemas dan was-was.
"Jadi, jujur saja kalau diri saya pribadi dan teman-teman ingin kembali ke Indonesia. Karena kondisi saat ini masih tidak jelas, untuk kuliahnya itu di mana. Seperti diketahui, kami itu masih disuruh nunggu oleh pemerintahan Turki untuk pemberitahuan berikutnya buat kejelasan kuliah kita, bakal online atau ditunda satu smester," ungkap Cut Refa.
"Namun besar kemungkinanya kita bakal kuliah online atau kemungkinan besar kuliah kami ditunda satu smester. Maka, harapan kami pemerintahan Indonesia mengevakuasi kita atau memulangkan kita ke Indonesia, sampai perkuliahan mulai dengan normal kembali," sambungnya menceritakan harapan dirinya dan teman-temannya.
Foto Runtuhan Gedung Akibat Gempa di Turki.
Tak hanya menyampaikan harapan saja, ia pun menceritakan kondisi saat ini WNI yang berada di wisma KBRI, Ankara, Turki.
Cut Refa katakan, saat ini WNI yang terdampak gempa beraktivitas seperti biasa. "Makan tiga sehari, yang main, dan ada yang baca buku," ceritanya.
Tak hanya itu saja, ia juga ceritakan di tempat pegungsian (Wisma KBRI) terdapat juga WNI balita berusia 5 tahun dan ada anak umur empat tahun serta anak SD.
"Di sini juga ada tim medis yang selalu mendapingi kami. Jadi siapa pun yang alami sakit, langsung dibawa ke rumah sakit. Cepatlah penanganan dari KBRI," ujarnya. (aag)