- Kolase tvOnenews.com
Terungkap! Ini Pekerjaan Heru Prastio, Pelaku Mutilasi Sleman
Jakarta, tvOnenews.com - Pekerjaan Heru Prastio, pelaku mutilasi Sleman terhadap Ayu Indraswari diungkap pihak kepolisian. Pelaku diketahui merupakan warga Temanggung, Jawa Tengah.
Pihak kepolisian mengatakan bahwa Heru Prastio bekerja di salah satu usaha yang bergerak di bidang jasa penyewaan tenda.
"Pekerjaannya adalah mengurus tenda," ujar Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Pol Nuredy Irwansyah, Selasa (21/3/2023).
Selama ini ia diketahui tinggal di mess tempat dirinya bekerja di daerah Ngemplak, Kabupaten Sleman.
"Pekerjaannya adalah mengurus tenda," ujar Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Pol Nuredy Irwansyah, Selasa (21/3/2023).
"Bukan kos. Jadi, yang bersangkutan tinggal di suatu mess yang mana mess tersebut disediakan oleh suatu perusahaan lah yang bergerak di bidang jasa, di mess itu lah dia tinggal di Ngemplak," sambungnya.
Korban Ayu Indraswari Berniat Lamaran Setelah lebaran
Korban mutilasi Sleman, Ayu Indraswari diketahui akan melakukan acara lamaran dengan kekasihnya yang saat ini berdomisili di Semarang. Hal itu diungkap oleh ayah Ayu Indraswari, Heri Prasetyo.
"Besok itu kan ulang tahunnya dia (Ayu), (pacar) yang Semarang itu mau ngasih hadiah,” ucap Heri kepada awak media, Selasa (21/3/2023).
"Habis lebaran gitu katanya," sambungnya.
Namun demikian, berdasarkan data yang tertera di KTP korban, tertulis bahwa tanggal lahir Ayu Indraswari adalah 24 Maret 1988.
Heri mengaku sebelumnya pernah bertemu dengan pria Semarang yang saat ini menjalin hubungan asmara dengan Ayu Indraswari.
Pacar Ayu Indraswari saat itu pernah menemui Heri di rumah untuk berkenalan dan menyampaikan keseriusannya terhadap Ayu.
"Anaknya sudah pernah ketemu. Ibaratnya nembung (melamar)," ungkapnya.
Heri juga menyebutkan kisah perjalanan cinta Ayu Indraswari. Anaknya itu diketahui kini berstatus janda dan beberapa kali menjalin hubungan asmara dengan pria.
Namun hubungan Ayu Indraswari dengan beberapa pria tak berjalan lancar. Hingga akhirnya ia bertemu pria Semarang yang mengajaknya untuk serius.
"Ya iya (berniat menikah)," lanjut Heri.
Diketahui, Ayu Indraswari harus meregang nyawa dengan tragis di tangan Heru Prastio. Tak hanya dibunuh, pelaku juga melakukan mutilasi terhadap Ayu Indraswari.
Jasad Ayu Indraswari ditemukan di sebuah wisma di Jalan Kaliurang km 18, Pakem, Sleman Yogyakarta.
Kepala Dukuh Purwodadi Kamri menyampaikan bahwa korban awalnya terlihat bersama pria daang ke sebuah wisma di Jalan Kaliurang KM 18, Sleman, Yogyakarta. Pria tersebut menyewa kamar pada Sabtu (18/3/2023).
“Menginap dari malam Minggu jam setengah 6 sudah sampai sana. Belum ada satu jam di situ terus pergi lagi. Datang lagi sama perempuan itu,” ujar Kamri.
Diketahui, pria itu sempat meninggalkan KTP sebelum menjemput wanita yang diduga korban. Pria itu juga sempat meminjam kunci kamar kepada penjaga.
Kepala Dukuh Purwodadi Kamri mengungkapkan bahwa pelaku melakukan pepanjangan sewa kamar wisma hingga Minggu (19/3/2023). Pada Minggu dini hari, lampu kamarnya masih menyala namun motor milik pelaku sudah lenyap dari halaman wisma.
Kecurigaan timbul setelah tidak terlihat adanya aktivitas hingga Minggu malam. Akhirnya, penjaga wisma memutuskan untuk mendobrak kamar dengan cara mencongkel jendela.
“Terus dibuka, congkel lewat jendela kecil,” kata Kamri.
Dari situlah, sang penjaga wisma melihat ada jasad seorang wanita di dalam kamar mandi.
“Kelihatan lah (jasad wanita) di kamar mandi,” sambungnya.
Penjaga wisma pun segera melaporkan temuan itu ke polisi.
Polisi Tangkap Pelaku
Pada Selasa siang (21/3/2023), polisi akhirnya berhasil membekuk pelaku mutilasi di Sleman tersebut. Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra mengatakan bahwa pelaku yang ditangkap di Temanggung, Jawa Tengah masih berusia 23 atau 24 tahun.
"Pelaku baru ditangkap ya. Masih dalam rangka penyelidikan untuk mencari tahu segala informasi. Tapi yang jelas pelaku sudah ditangkap, setelah jelas nanti akan kami informasikan," kata Nuredy.
Pihaknya masih tutup mulut soal inisial pelaku, namun hingga kini masih terus dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Sebelumnya, ayah dari Ayu Indrawari sempat memberikan kesaksian terkait kasus mutilasi di Sleman tersebut. Dia mengatakan bahwa sang anak berprofesi sebagai karyawan di Angkasa Pura. Korban telah bekerja di bagian arsip selama 4 tahun.
"Dia kerja di Angkasa Pura bagian arsip sudah empat atau lima tahun. Kantor di jalan Solo, kadang di Bandara YIA," kata Heri.
Heri juga mengatakan anaknya biasa berangkat kerja pukul 07.00 WIB atau 07.30 WIB. Berdasarkan kesaksiannya, pihak keluarga melihat Ayu untuk terakhir kalinya pada Sabtu (18/3/2023).
Kala itu, Ayu Indrawari pamit izin untuk berangkat kerja. Namun, korban tak kunjung terlihat hingga Minggu malam.
"Bisa kerja. Jumat ketemu dan Sabtu pagi masih ketemu," tandas Heri.
Ayah Korban Mutilasi di Sleman Singgung Soal Dendam Kesumat
Heri Prasetyo, ayah dari Ayu Indrawari juga mengatakan dirinya mencurigai adanya motif dendam kesumat dibalik kasus mengerikan mutilasi di Sleman ini.
Ayah korban juga memiliki dugaan kuat soal sosok pelaku tersebut, namun dirinya menyerahkan kasus sepenuhnya kepada pihak berwenang.
"Makanya kasus ini kalo menurut saya bukan soal utang piutang, tapi motifnya dendam kesumat. Nah tinggal siapa yang dendam kepada anak saya yang mana?" kata Heri.
Pihak keluarga korban hanya bisa berharap agar ada titik terang dari kasus mutilasi di Sleman. Heri juga berharap pelaku diberikan hukuman setimpal.
"Ya pelaku harus dihukum seberat-beratnya, itu bagi saya. Kalau orang seperti ini kalo tidak divonis berat bisa terjadi lagi. Tapi masalah lain-lainnya kita tidak tau," sambungnya.
Pelaku Mutilasi di Sleman Sempat Tinggalkan Sebuah Surat ‘Maut’
Fakta mencengangkan kasus mutilasi di Sleman terungkap, Direskrimum Polda DIY Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra mengungkapkan pihaknya menemukan sebuah barang bukti penting yakni secarik surat dari pelaku di kamar indekosnya.
Berdasarkan keterangannya, surat yang ditulis pelaku berisi penyesalan atas perbuatannya terhadap sang korban Ayu Indrawari. Dalam surat itu, pelaku mengaku dalam tekanan masalah utang.
"Surat yang dibuat oleh pelaku mengatakan bahwasanya di surat itu intinya penyesalan, kemudian tekanan berupa utang,” ungkap Nuredy.
Nuredy juga mengungkapkan bahwa pelaku juga sempat mengucapkan selamat tinggal sebelum dengan keji menghabisi nyawa korban.
“Yang mana pelaku mengucapkan selamat tinggal kepada kenalannya (Ayu Indrawari)," sambungnya. (buz/rka/ree)