Sumber :
- Langgeng Puji
Mengahadiri Kegiatan Buka Puasa Bersama Lintas Agama, Erick Thohir Sampaikan Nilai Besar Toleransi
Rabu, 29 Maret 2023 - 02:38 WIB
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri BUMN, Erick Thohir menyuarakan toleransi bersama para pemuka agama di Indonesia, dalam kegiatan buka puasa bersama (bukber) di Hotel Borobudur, Jakarta pada Selasa (28/3/2023).
Dalam sambutannya di acara tersebut, Erick Thohir mengaku bersyukur tinggal di negara yang multietnis, ras, dan agama, sehingga toleransi menjadi utama dalam bernegara.
"Saya rasa, kita patut bersyukur karena melihat Indonesia dari segala sisi, semuanua baik. Kita diberi kelengkapan oleh Tuhan. Indonesia yang banyak banyak masalah, tetapi dengan itu kita justru makin bersatu untuk menyelesaikan," kata Erick di lokasi, Selasa (28/3/2023).
Adapun dalam kegiatan 'Buka Puasa Bersama Tokoh Lintas Agama' turut dihadiri para perwakilan pemuka agama di Indonesia, seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.
Menurut Erick, dengan kegiatan buka bersama itu, menunjukan keseriusan dalam toleransi beragama.
"Kita diajarkan karakter oleh leluhur, saya rasa tantangan ke depan adalah karakter dan moral bangsa. Jadi, karakter ini harus selalu di rawat, di pupuk. Sehinga menciptakan bangsa yang berakhlak," tambahnya.
Senada, Pendeta Gilbert Lumoindong menyampaikan pesan toleransi beragama sebagai simbol persatuan umat manusia.
Menurut Gilbert, meski berbeda keyakinan, etnis, dan pendapat, hal itu tetap harus menjaga keharmonisan sebagai sebuah bangsa yang menjunjung tinggi toleransi dan kebhinekaan.
"Di bulan ramadan ini spesial bagi saudara muslim, spesial juga bagi umat kristiani, karena akan menyambut paskah. Maka di sini menjadi ajang silaturahmi kita bersama. Mari kita berdoa kepada Tuhan semoga semua diberkati, Indonesia dan semua yang hadir dilindungi Tuhan," kata Gilbert.
Sementara itu, perwakilan agama Islam, Gus Miftah menyampaikan kegiatan bukber itu turut mengundang anak yatim agar bisa meningkatkan kekokohan dan mempererat tali silaturahmi sesama anak bangsa.
Gus Miftah menuturkan Indonesia layaknya rumah yang memiliki 6 kamar. Di tiap kamar ialah representasi dari tiap agama yang diyakini di Indonesia.
Jika ingin Indonesia ini damai mengenai keberagaman agama, sudah selayaknya sebagai penghuni rumah untuk tak memasuki ruang kamar yang bukan miliknya.
"Saya meyakini, jika kita masuk ke kamar masing-masing, tidak akan menciptakan masalah. Sebab, tidak menganggu keyakinan orang lain. Kita dipersatukan dengan perbedaan yang ada, berdiri di negara yang sama, yaitu Indonesia. Jangan mau diadu domba, saya menyerukan untuk membantu pemerintah menciptakan suasana yang akur dan kondusif," imbuh Gus Miftah. (lpk)