- Istimewa
Bikin Bangga! Era Bupati Gus Yani, Gresik Akhirnya Punya Mesin Pengolah Sampah Pertama Kalinya Sejak Indonesia Merdeka
Gresik, tvOnenews.com- Kabar gembira bagi masyarakat di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Permasalahan sampah yang hingga saat ini masih menjadi polemik, kini mulai ada solusinya.
Di era kepemimpinan Fandi Akhmad Yani dan Aminatun Habibah, Kabupaten Gresik akhirnya memiliki mesin pengolah sampah, yang merupakan alat pengolahan sampah pertama kalinya di Gresik sejak Indonesia Merdeka.
Di era Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dan Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah, Gus Yani panggilan akrab Bupati Gresik, telah memberikan fokus pada pengelolaan sampah dan menjadi salah satu target prioritas yang akan diselesaikan hingga tahun 2024 mendatang.
Sebagai jawaban awal akan adanya program penanganan sampah secara bertahap dan berkelanjutan, Gus Yani baru-baru ini meninjau langsung mesin sampah Refuse-derived fuel (RDF) yang ada di tempat pembuangan akhir (TPA) di kawasan Ngipik.
Dengan menggunakan mesin RDF, nantinya sampah-sampah yang ada akan diolah dan dipilah antara sampah organik maupun sampah plastik.
Gus Yani mengungkapkan, bahwa permasalahan sampah di Kabupaten Gresik kini mulai dapat terpecahkan dengan adanya mesin RDF tersebut.
"Sejak Indonesia merdeka, Gresik belum pernah mengolah sampah dan Alhamdulillah di tahun 2023 ini bersama teman-teman OPD dan Dinas Lingkungan Hidup kita berhasil memiliki satu line pengolahan sampah," kata Gus Yani, Sabtu (1/3/2023).
Mesin sampah RDF merupakan teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran yang lebih kecil melalui pencacahan sampah. Selanjutnya serpihan sampah itu akan melalui proses untuk kemudian menjadi briket.
Menariknya lagi, briket hasil olahan sampah tersebut secara terbuka disampaikan oleh Gus Yani nantinya bisa dimanfaatkan oleh UMKM di Kabupaten Gresik sebagai bahan bakar dalam kegiatan usahanya.
"Sahabat-sahabat UMKM bisa berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup, untuk pemanfaatan briket sebagai bahan bakar. Seperti usaha pengolahan tahu, produksi kerupuk, dan yang lainnya. Mudah-mudahan ini bisa mendorong efisiensi produksi pada UMKM di Kabupaten Gresik," terangnya
Langkah maju kepemimpinan Gus Yani dalam pengolahan sampah ini, didukung proses sigap penanganan sampah perharinya. Sebanyak 10 sampai 15 petugas akan bergantian sift memilah sampah yang datang di pagi hari dan di area bukit TPA Ngipik.
"Sampah 'fresh' yang baru datang pagi hari, langsung dipilah menurut kategorinya oleh 10 - 15 petugas. Sedangkan selanjutnya diteruskan oleh petugas shift selanjutnya pada area bukit sampah," lanjut Gus Yani.
Adapun terkait sarana kebersihan yang dikeluhkan sejumlah warga yakni kondisi bak truk sampah yang rusak atau keropos, Gus Yani mengakui bahwa kurang revitalisasi atau pemeliharaan dalam kurun waktu yang lama.
"Untuk truk yang rusak, memang sudah berpuluh-puluh tahun tanpa perawatan. Alhamdulilah kini sudah kami perbaiki sebagai prasarana pendukung untuk program penanggulangan sampah di kota ini," jelas Gus Yani.
Selain mesin RDF Pemerintah Kabupaten Gresik juga tengah mempersiapkan pendirian TPA di wilayah Belahanrejo. Nantinya, TPA itu akan menampung dan mengolah suplay sampah dari wilayah Gresik Selatan.
Dengan adanya TPA Belahanrejo tersebut, sampah- sampah yang ada di wilayah Gresik Selatan, akan selesai di wilayah selatan tanpa harus dibawa ke Gresik kota.
Pemerintah Kabupaten Gresik juga telah mengeluarkan Peraturan Bupati( Perbup) yang isinya secara spesifik melarang penggunaan botol plastik air kemasan dan penggunaan plastik dalam berbagai kegiatan lingkungan Pemerintah Kabupaten. Dalam Perbup tersebut disarankan penggunaan gelas atau tempat minum reusable, alih-alih air kemasan sekali pakai.
Sekedar diketahui, dampak sampah yang ada di Kabupaten Gresik bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat sangatlah besar. Tercatat, sebanyak 720 meter kubik sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngipik perharinya.
Jumlah sampah yang terus menggunung semakin meningkat akibat tidak adanya fasilitas pengolahan sampah sejak kabupaten ini berdiri. Dan kini berkat tangan dingin Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Gresik akhirnya mempunyai alat pengolahan sampah sendiri. (ADV)