- Julio Trisaputra/tvOne
Jumat Agung: Prosesi Jalan Salib Katedral Ajarkan Kebersamaan Atasi Tantangan Hidup
Jakarta, tvOnenews.com - Pada Jumat Agung kali ini, prosesi Jalan Salib di Katedral ajarkan kebersamaan atasi tantangan hidup.
Panitia penyelenggara peringatan Wafatnya Isa Al Masih 2023 kembali menggelar prosesi Jalan Salib yang memberi pelajaran penting bagi generasi muda dalam menyikapi tantangan hidup berdasarkan kisah sengsara Kristus.
"Renungan Jalan Salib ini memvisualisasikan kehidupan seseorang sama kisah sengsara Kristus. Pesannya kepada orang muda agar dalam keluarga dan sekolah mereka masing-masing punya salibnya sendiri," ujar Humas Keuskupan Agung Jakarta dan Gereja Katedral Susyana Suwadie, Jumat (7/4/2023).
Susyana menjelaskan renungan Jalan Salib ditampilkan melalui sejumlah adegan teatrikal yang melibatkan 80 remaja yang umumnya berusia 17 hingga 35 tahun. Mereka tergabung dalam Orang Muda Katolik Katedral.
Jumat Agung: prosesi Jalan Salib Katedral ajarkan kebersamaan atasi tantangan hidup, Jumat (7/4/2023). Dok: Julio Trisaputra/tvOne
Prosesi yang berdurasi kurang dari dua jam sejak pukul 09.00 WIB itu dihadiri sekitar 3.000 jemaat yang berasal dari Jabodetabek.
Teatrikal bermula dari kisah keluarga tidak mampu secara ekonomi yang terlilit utang. Lalu, sang kepala keluarga bermasalah dengan pimpinan di tempat kerjanya.
Permasalahan juga menghinggapi pasangan suami istri dalam keluarga tersebut. Pasalnya, pernikahan mereka yang dikaruniai dua anak nyatanya tidak memperoleh restu dari keluarga besar.
Cobaan yang bertubi-tubi dialami sang ayah. Ini mengundang bisikan setan hingga berujung pada niat untuk membunuh orang yang dianggap bertanggung jawab pada persoalan keluarga.
Hingga pada saatnya malaikat datang memberi petunjuk bahwa Tuhan Yesus punya beban yang lebih berat menanggung dosa umatnya melalui pemasungan salib.
Jumat Agung: prosesi Jalan Salib Katedral ajarkan kebersamaan atasi tantangan hidup, Jumat (7/4/2023). Dok: Julio Trisaputra/tvOne
Di akhir prosesi, muncul seorang Romo yang menegaskan bahwa masalah yang dialami setiap orang bisa diselesaikan dengan cinta dan kasih.
Susyana mengatakan dalam rangkaian adegan tersebut juga ditampilkan tantangan hidup yang kental dengan usia remaja dan anak, yakni perundingan.
"Untuk menghadapi itu, keluarga punya peran menguatkan agar masing-masing individu mengambil peran sesuai fungsinya," jelasnya.
Dia mengatakan salib menggambarkan penderitaan dan dosa dari masing-masing orang.
"Keluarga harus saling menguatkan supaya semua bisa menghadapi salib masing-masing," pungkasnya. (ant/nsi)