- Instagram @ganjar_pranowo
Pengamat Nilai Momen Kebersamaan Jokowi dengan Ganjar Efeknya Tidak Bagus untuk Prabowo
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo naik mobil kepresidenan selama kunjungan kerjanya di Solo dan Boyolali, Jawa Tengah pada Senin (10/4/2023).
Meskipun hal ini merupakan sesuatu yang biasa dilakukan Jokowi, namun situasi ini berbeda karena Ganjar baru saja mendapatkan komentar pedas dari warganet dan dituding sebagai salah satu penyebab kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Sebelumnya, Ganjar bersama Gubernur Bali Wayan Koster menolak kehadiran tim Israel dalam penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Akibatnya, FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah.
Sikap Ganjar yang berseberangan dengan Jokowi yang meminta semua pihak untuk tidak mencampuradukkan urusan sepak bola dan politik memperburuk situasi.
Menurut pengamat komunikasi politik Hendri Satrio, momentum kemesraan dengan Ganjar cukup menarik.
Pengamat nilai momen kebersamaan Jokowi dengan Ganjar efeknya tidak bagus untuk Prabowo. Dok: Instagram @ganjar_pranowo
“Jokowi ingin memperlihatkan hal ini pada siapa? Prabowo atau Megawati? Ke Megawati ia ingin memperlihatkan bahwa dirinya masih menginginkan Ganjar sebagai kandidat atau ke Prabowo bahwa dirinya masih memiliki kandidat lain yang didukung?,” kata Hendri kepada wartawan, Selasa (11/4/2023).
Pria yang akrab disapa Hensat ini mengatakan momen Jokowi dengan Ganjar juga memiliki sisi negatif.
"Jokowi kembali ke kebiasaan awalnya memberikan harapan pada banyak pihak seperti pada Ganjar dan Prabowo. Jelas pertemuan ini tidak berdampak bagus pada Prabowo,” ujar Founder Lembaga Survei KedaiKOPI ini.
Ia menambahkan pertemuan tersebut bisa saja ditujukan pada rakyat untuk menampilkan siapa yang ia dukung sebagai kandidat pada 2024.
“Ini merupakan bentuk komunikasi politik,” kata Hensat.
Menurut Hensat, yang digaris bawahi dari pertemuan Jokowi dengan Ganjar adalah bentuk demokrasi apa yang diinginkan presiden.
"Padahal kalau mau fair harusnya memberikan kesempatan pada semua kandidat. Tapi ini hanya beberapa orang saja," ujarnya.
Ia mengatakan jika Jokowi mendukung salah satu kandidat dan menang, pertanyaan menariknya apakah calon tersebut akan mendengarkan Jokowi selaku mantan presiden.
“Harusnya seperti Megawati, saat menjadi presiden dan mencalonkan diri pada 2004, beliau tidak menggunakan kekuasaannya saat pemilihan," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Jokowi kembali menggelar kunjungan kerjanya di Boyolali, Jawa Tengah pada Senin (10/4/2023).
Jokowi bersama rombongan meninjau Pasar Selo dan Pasar Cepogo di Kabupaten Boyolali.
Ada yang menarik perhatian warga saat itu ketika dalam kunjungan tersebut Ganjar terlihat satu mobil dengan Jokowi. Keduanya terlihat akrab semobil berplat “Indonesia” tersebut.
Berdasarkan pantauan, Jokowi yang mengenakan kemeja putih keluar mobil berbarengan dengan Ganjar di Pasar Cepogo. Jokowi lewat pintu mobil kiri sementara Ganjar yang berbaju dinas cokelat keluar di sisi kanan.
Ganjar pun mengikuti langkah Jokowi memasuki area pasar. Di sana sudah ada Bupati Boyolali M. Said Hidayat dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang telah menunggu di lokasi.
Jokowi bersama rombongan kemudian melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok di Pasar Cepogo.
Menurut Ganjar, jelang lebaran harga-harga yang biasanya merangkak naik kini mulai turun.
“Relatif harga turun. Ini baru kejadian menjelang lebaran harga-harga mulai turun. Tadi ada cabai, bawang merah, bawang putih yang biasanya merangkak naik ini malah merangkaknya turun,” kata Ganjar di lokasi.
Ganjar kemudian mendampingi Jokowi membagikan Bantuan Modal Kerja (BMK) ke Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Bantuan Tunai Langsung (BTL) ke para pedagang pasar dan juga berdialog dengan para pedagang. (rpi/nsi)