- Arsip Nasional
Untung yang Tak Beruntung, Kisah Letkol Untung yang Dihukum Mati Pasca G30S PKI, Sempat Kabur Tapi Malah Alami Hal ini
Jakarta, tvOnenews.com – Letnan Kolonel Untung atau yang lebih dikenal dengan Letkol Untung merupakan salah satu nama fenomenal di Indonesia.
Letkol Untung diketahui merupakan Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa yang juga menjadi pemimpin Gerakan 20 September 1965 (G30S).
Dilansir dari kanal YouTube Pegawai Jalanan Letkol Untung dikenal sebagai sosok yang punya peranana penting dalam peristiwa Gerakan 30 September atau G30S pada tahun 1965.
Pada peristiwa G30S sendiri terdapat istilah Dewan Jenderal dan Dewan Revolusi. Diketahui Dewan Jenderal merupakan istilah yang diberikan oleh PKI terhadap beberapa jenderal TNI Angkatan Darat yang diduga akan melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno pada 5 Oktober 1965.
Pimpinan PKI mengemukakan istilah Dewan Jenderal ini terhadap Presiden Soekarno. Namun menurut Jenderal Ahmad Yani tidak ada Dewan Jenderal dalam tubuh Angkatan Darat.
Campur tangan Letkol Untung dalam G30
Letkol Untung diketahui merupakan Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa. Letkol Untung disebut sebagai sosok yang memimpin Gerakan 30 September 1965 (G30S).
Pada malam tanggal 30 September 1965 itu, Letkol Untung ikut mengawal Presiden Soekarno di acara Musyawarah Nasional Ahli Teknik di Senayan. Presiden berada di Senayan hingga pukul 11 malam, setelah itu Letkol Untung lantas berangkat ke area Lubang Buaya.
Pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari pasukan pun lantas berangkat untuk melakukan penculikan terhadap jendral-jendral angkatan darat yang dianggap sebagai Dewan Jenderal.
Dalam peristiwa tersebut tertangkaplah 6 jenderal dan 1 letnan yang akhirnya ditemukan meninggal dalam sumur di area Lubang Buaya. Pasca peristiwa itu atau tanggal 1 Oktober 1965 pagi Letkol Untung yang selama diketahui tidak campur tangan dalam hal politik tersebut sebagai pemimpin Dewan Revolusi.
Dewan Revolusi sendiri merupakan tim yang dibentuk sebagai respon dari adanya Dewan Jenderal. Susunan anggota Dewan Revolusi ini diumumkan dalam siaran RRI sekitar pukul 14.15 WIB.
Meski begitu, sebenarnya Letkol Untung merupakan salah satu anggota Resimen Cakrabirawa yang terkenal cemerlang. Diketahui Letkol Untung sempat meraih penghargaan tertinggi untuk anggota militer atas keberanian dan jasanya di operasi Trikora.
Bukan itu saja, Letkol Untung bahkan juga diganjar penghargaan Bintang Sakti. Penghargaan ini merupakan salah satu penghargaan yang tertinggi untuk anggota militer. Selain Untung, Presiden Sukarno juga menyematkan gelar Bintang Sakti tersebut pada Mayor Benny Moerdani.
Sebenarnya setelah peristiwa G30S Letkol Untung sempat menghilang. Dilansir dari Detik.com kala itu Letkol Untung dikabarkan melarikan diri dari Jakarta dan akan menuju Solo. Namun apesnya bus yang ditumpangi oleh Letkol Untung berhenti di sebuah pos pemeriksaan.
Karena khawatir dirinya akan dikenali, Letkol Untung lantas turun dari bus dan melarikan diri. Karena gerak-geriknya ini, dia lantas dikejar dan diringkus massa di sebuah kebun tebu. Bukan itu saja, Letkol Untung lantas digebuki massa yang mengejarnya.
Namun menurut versi lainnya, Letkol Untung memakai pakian sipil pada momen itu dan membaur dengan para penumpang lainnya. Pada bus yang ditumpanginya terdapat beberapa prajurit ABRI di dalamnya.
Karena takut diketahui identitasnya, Letkol Untung lantas melompat dari bis. Malangnya kakinya terbentur tiang dan akhirnya terjatuh. Karena melompat dari bis, warga mengira bahwa Letkol Untung merupakan seorang copet sehingga akhirnya ia dikeroyok massa.
Letkol Untung lahir pada 3 Juli 1926 di Desa Sruni, Kedungbajul, Kebumen, Jawa Tengah. Pada tahun 1927, Letkol Untung hijrah dari Kebumen ke salah satu desa di Solo. Pasca peristiwa G30S meledak, Letkol Untung dijatuhi hukuman mati. (Lsn)