- twitter @mazzini_gsp
Terungkap! Ken Admiral, Korban Penganiayaan Aditya Hasibuan Ternyata Bukan Mahasiswa Sembarangan
Jakarta, tvonenews.com - Penganiayaan yang dilakukan oleh anak perwira polisi AKBP Achiruddin Hasibuan, Aditya Hasibuan menjadi fokus penyidikan Polda Sumatera Utara. Ken Admiral yang menjadi korban penganiayaan pun mendapat sorotan publik. Siapa sebenarnya Ken Admiral?
Dari pernyataan Kombes Sumaryono terungkap jika Ken Admiral adalah mahasiswa yang kuliah di luar negeri.
Penyelidikan kasus ini terkendala karena sebelumnya Ken Admiral masih berada di luar negeri, sehingga belum diperiksa.
"Sebenarnya tidak ada kendala dalam pemeriksaan, tapi kendala karena kemarin kita terhambat pelapor Ken Admiral sedang belajar di luar negeri. Jadi menunggu yang bersangkutan datang untuk pemeriksaan," Kata Kombes Sumaryono kepada Awak Media, Selasa (25/4/2023).
Hal ini juga dibenarkan Elvi Indi, ibunda Ken Admiral, menyebut sang anak kuliah di Manchester University, Inggris.
(Kolase Foto - Elvi Indi (kiri), tangkapan layar video penganiayaan (kanan). Sumber: ist)
Dampak Penganiayaan
Sang ibunda, Elvi menjelaskan, setelah dianiaya Aditya Hasibuan, Ken mengalami luka serius di bagian pelipis hingga darahnya membeku di mata.
"Habis kejadian itu, pagi dibawa jahit dulu disini (menunjuk pelipis), habis jahit besoknya dia gak bisa mereng kiri kanan kepalanya, dibawa ke RS Materna, di-scan kepalanya semuanya. Cuman bisa satu hari, karena besoknya dia ada ujian, karena gak sekolah disini harus balek dia," ucap Elvi, Selasa (25/4/2023).
"Jadi dalam keadaan sakit, dia balek untuk kuliah, jadi dengan kondisi dia gak sehat dia balek keluar dari Medan. Baru sesudah itu dia berobat jalan untuk nyembuhin kepalanya, matanya. Karena matanya kan beku darahnya semua," sambungnya.
Kini, Ken kurang dapat melihat cahaya. Dikatakan Elvi, anaknya itu pun merasa buram kalau melihat tulisan-tulisan.
"Sekarang yang ia alami cuma gak bisa lihat cahaya, sama kalo lihat-lihat tulisan macam kabur-kabur hanya itu," ucapnya.
Merasa tak tenang dengan kondisi anaknya, Elvi menyuruh Ken kembali kerumah agar mendapat perawatan.
(Tangkapan layar - viral di media sosial anak polisi aniaya mahasiswa. Sumber: twitter)
"Cuman kemaren saya pulangin 10 hari, sekarang posisinya kan dia ujian, sekarang udah balek tadi jam 7.00 WIB udah balek, karena sekolahnya kebetulan di Inggris, di Manchester University," kata Elvi.
Tak lupa, Elvi mengucapkan terima kasih kepada Polda Sumut karena telah membantu kasus yang dialami anaknya.
"Tapi alhamudillah saya berterima kasih, sepuluh jari saya ngucapkan, ternyata Polda betul-betul luar biasa bantuinnya," ucapnya.
Lokasi Penganiayaan
(Jajaran Polda Sumatera Utara gelar perkara kasus penganiayaan dengan tersangka Aditya Hasibuan. Sumber: tim tvonenews)
Peristiwa penganiyaan terhadap Ken Admiral terjadi saat korban menyambangi rumah Aditya Hasibuan di Jalan Karya Dalam, Kecamatan Medan Helvetia, untuk meminta ganti rugi.
Ken Admiral meminta ganti rugi spion mobil mini cooper-nya yang telah dirusak anak AKBP Achiruddin Hasibuan.
Dalam unggahan video yang diposting akun Twitter milik @mazzini_gsp, terlihat korban Ken Admiral tersungkur dilantai dan diduduki oleh seorang pria sambil memukuli bagian kepada korban.
Sempat terlihat, korban yang tersungkur dilantai itu sudah berdarah di bagian pelipis matanya dan pelaku meludahi wajah korban.
Mazzini sebagai pemilik akun juga memposting respon dari AKBP Achiruddin Hasibuan yang membiarkan anaknya melakukan penganiyaan.
"Berikut ini respon AKBP Achiruddin Hasibuan saat korban menagih ganti rugi kerusakan kendaraan maupun fisik yg diderita korban. AKBP malah membiarkan anak ya melakukan penganiayaan lagi," postingan Mazzini yang dilihat pada Rabu (26/4/2023).
Awalnya Minta Ganti Rugi
Tak sampai disitu, akun twitter @Mazzini_gsp juga menyebutkan kronologi penyebab peristiwa itu terjadi.
Pada tanggal 21 Desember 2022 sekira pukul 22.00 WIB, Ken bersama dengan keponakannya Mifa dan pacarnya Syafira sedang mengendarai mobil Mini Cooper D 33 GUN berada di SPBU Ringroad.
"Ternyata saya telah diikuti oleh Aditya dkk sekitar 6 orang menggunakan tiga unit sepeda motor, lalu mobil saya diberhentikan. Kemudian Aditya menghampiri saya dan saya membuka kaca mobil lalu Aditya berkata ayok lah main, katanya kau mau jumpa sama ku," tertulis dalam lembar yang diposting Mazzini.
Selanjutnya Ken mengatakan, "ya udah nanti, mesti kali sekarang, nggak kamu lihat ini saya sedang bersama siapa."
Bersamaan dengan hal tersebut, Aditya langsung memukul korban hingga tiga kali di bagian pelipis bagian kiri dan kanan dan bagian bibir korban.
Atas hal tersebut, korban langsung menutup kaca mobilnya.
Saat hendak pergi meninggalkan rombongan Aditya, pelaku terkesan menghalangi dengan menggunakan sepeda motornya dan Aditya langsung menendang kaca spion sebelah kiri hingga patah dan meninggalkan Ken.
Singkat cerita, atas kejadian itu Ken mengalami kerusakan pada mobil nya dibagian spion dan bemper bagian depan. Ken lalu mendatangi rumah Aditya untuk meminta ganti rugi.
Merasa tak terima didatangi dikediamannya, AKBP Achiruddin membiarkan anaknya yaitu Aditya untuk menghajar Ken hingga babak belur.
Ken mendapati luka dibagian pelipis mata sebelah kiri yang robek dan telah dijahit sebanyak 6 jahitan serta sekujur badannya memar.
Tidak Ada Itikad Baik
(Tangkapan layar - AKBP Achiruddin Hasibuan, ayah dari Aditya Hasibuan pelaku penganiyaan. Achiruddin Hasibuan telah ditahan oleh Polda Sumut. Sumber: instagram)
Sang ibunda Ken Admiral, Elvi Indri mengaku tidak ada iktikad baik dari para pelaku.
Elvi Indri mengatakan AKBP Achiruddin Hasibuan ayah dari tersangka penganiayaan sempat mendatangi kediamannya dengan tujuan untuk meminta maaf.
Namun, bukannya berdamai, Achiruddin malah meluapkan emosinya dengan kasar kepada keluarga Ken Admiral.
"Kebetulan pernah bapak Achiruddin datang kerumah kami tanggal 29 Desember 2022, tetapi sampai disana, mungkin pak Achiruddin emosi jadi akhirnya ribut dirumah saya," kata Elvi, Selasa (25/4/2023).
"Ya tidak ada rasanya perdamaian lagi, karena seharusnya pak Achiruddin jangan marah-marah kan pak dirumah saya. Akhirnya ribut, bicaranya mulai kotor, akhirnya ya tidak ada apa-apa," sambungnya.
Elvi pun menceritakan, awal mula hingga akhirnya Achiruddin meluapkan emosinya dan berkata kasar saat kedatangannya tersebut.
Awalnya, suami Elvi yang bernama Zulkifli mengatakan tidak terima atas apa yang dilakukan Aditya terhadap anaknya.
Tapi, Achiruddin malah membalas hal tersebut dengan mengatakan ketidakterimaanya dengan bahasa kasar.
"Suami saya bilang, anak saya baru pulang sekolah, belum pun saya jumpa, begitu saya jumpa udah hancur mukaknya, gak bisalah saya terima pak. Baru pak Achiruddin bilang, saya juga gak bisa terima anak saya kok dik**tol-k**tolin, di situ langsung jadi panas, akhirnya ributlah disitu, suami saya pergi, pak Achiruddin balek (meninggalkan rumahnya)," kata Elvi menceritakan suasana saat AKBP Achiruddin mendatangi kediamannya.
Akibat kejadian tersebut, hingga hari ini, keluarga korban tidak menerima itikad baik ataupun permintaan maaf dari pelaku penganiayaan.
Ketika ditanya apakah keluarga korban mendapat intimidasi dari pelaku, Elvi mengaku tidak mendapatkan hal tersebut.
Sambil menangis, Elvi mengucapkan terima kasih kepada Polda Sumut atas kinerja yang membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan keluarga.
"Sesudah itu, kami berharap dari Polrestabes, mungkin di Polrestabes lama ya, sampai akhirnya kami bermohon melapor ke Polda Sumut. Terus terang di Polda hanya 15 hari, Alhamdullilah, ini luar biasa loh. Karena bapak liat sendiri videonya kan pak, kek manalah dipijaknya anak saya, kalaulah itu anjing pak gigit kita, sudah ampun-ampun pasti itu ditolong loh pak," kata Elvi sambil menangis.
"Untung anak saya gak meninggal pak," ucapnya sambil menangis histeris.
Proses Hukum
(Tangkapan layar - AKBP Achiruddin Hasibuan yang kini ditahan di tempat khusus oleh Polda Sumut. Sumber: instagram)
Atas pengaiyaan yang menimpa korban tersebut, Ken telah melaporkan hal tersebut ke Polrestabes Medan yang tertuang dalam surat laporan Nomor : LP/B/3895/XII2022/SPKT/POLRESTABES MEDAN/POLDA SUMATERA UTARA.
Pada Selasa (25/4/2023), AH akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.
Dirkrimum Polda Sumut, Kombes Sumaryono mengatakan pihaknya telah melakukan gelar perkara terhadap dua laporan yang telah masuk ke Polda Sumut.
Dua laporan tersebut merupakan laporan yang dibuat atas nama Ken Admiral serta Laporan yang dibuat oleh AH dengan putusan adalah bukan tindak pidana.
"Sudah kita lakukan gelar perkara terhadap dua laporan, untuk perkara penganiayaan dengan LP nomor 3895/12/2002/22 Desember 2022 dengan pelapor Ken Admiral, dan laporan oleh AH," kata Sumaryono kepada Awak Media, Selasa (25/4/2023).
Dari hasil gelar perkara itu, akhirnya Aditya Hasibuan ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan. Polda Sumut juga akan menangkap Aditya Hasibuan berdasarkan LP yang dibuat korban.
"Kita akan melakukan upaya paksa terhadap saudara AH dengan LP 3895, karena ini adalah pasal 351 ayat 2 dengan ancaman 5 tahun maka akan kita lakukan upaya paksa," katanya.
Achiruddin Hasibuan Dibebastugaskan
Di bagian lain, AKBP Achiuddin Hasibuan yang sebelumnya menjabat sebagai Kaur Bin Ops Satnarkoba Polda Sumut akhirnya dibebastugaskan dari jabatannya alias dinonjobkan.
(Tangkapan layar - AKBP Achiruddin Hasibuan yang kini ditahan di tempat khusus oleh Polda Sumut. Sumber: instagram)
Hal ini diungkapkan Kabid propam Polda Sumut Kombes Dudung saat menggelar konferensi pers di Balai Wartawan Polda Sumut, pada Selasa (25/4/2023).
"Yang menjadi korban adalah Ken Admiral. AKBP AH terbukti melanggar kode etik sesuai dengan Pasal 13 huruf M Undang-Undang Kepolisian nomor 7 tahun 2022 tentang kode etik profesi dan fungsi kode etik polri yang berbunyi setiap pejabat polri dalam etika kepribadian dilarang melakukan tindakan kekerasan," papar Dudung.
Lanjut Dudung, guna keperluan pemeriksaan, Achiruddin Hasibuan telah dinonjobkan.
"Untuk pemeriksaan, saudara AH dievaluasi dan sementara dinonjobkan tidak menjabat sebagai Kaur Bin Ops Satnarkoba Polda Sumut," tegasnya.
Menurut Dudung, Achiruddin terbukti bersalah melanggar kode etik dan akan ditahan di tahanan khusus.
"Karena belum melaksanakan sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP), kita masih melakukan penahanan di sini," ucapnya.
Dia juga mengatakan, akibat perbuatannya, Achiruddin diancam sanksi demosi atau ditempatkan ditempat khusus. "Ancamannya bisa demosi, bisa ditetapkan ditempat khusus," katanya. (ito)