- ANTARA
Ini Makna "Utang Budi" Prabowo Subianto pada Tanah Minangkabau
"Saya terharu, orang tua saya masih dikenal di sini," ujar Prabowo dengan suara lirih.
Sejarah Politik Prabowo di Ranah Minang
Nama Prabowo bagi masyarakat di Tanah Air tidak asing, pun demikian di Ranah Minang.
Saat bertarung pada Pemilihan Presiden 2019 yang kala itu berpasangan dengan Sandiaga Uno. Anak begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo tersebut seolah mendapatkan tempat khusus di hati masyarakat Minang.
Setidaknya, hal itu dapat dilihat dari persentase suara yang berhasil diraup pasangan Prabowo-Sandiaga kala berhadapan Jokowi-Ma'ruf. Pasangan Prabowo-Sandiaga menang telak di Sumbar dengan perolehan 2.488.733 suara atau setara 85,95 persen.
Sementara, pasangan Jokowi-Ma'ruf hanya memperoleh 407.761 suara atau setara 14,05 persen. Kendati menang telak di Sumbar, hasil itu tidak cukup untuk mengantarkan pasangan itu menduduki kursi Presiden dan Wakil Presiden.
Usai Pilpres 2019, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Ke-22 tersebut memilih bergabung dengan Kabinet Indonesia Maju di bawah komando Presiden Joko Widodo. Hal tersebut sempat menimbulkan pertanyaan besar bagi masyarakat terutama pendukungnya di Tanah Minang.
Rasa kecewa di kalangan akar rumput menjadi bagian yang tidak terelakkan dari para pendukung. Namun, jika ditelisik lebih jauh, sikap Prabowo tersebut mencerminkan sosok negarawan yang lebih mengutamakan kemajuan bangsa ketimbang memikirkan perbedaan pandangan terlebih ego politik.
Kekecewaan tersebut cukup beralasan. Di tataran akar rumput, baik kubu Prabowo maupun Jokowi selama dua periode bahkan mungkin hingga kini masih menyisakan rivalitas politik termasuk rentetan gesekan masyarakat sipil dengan aparat kepolisian akibat ricuh Pilpres 2019.