- Tim tvOnenews/Muhammad Bagas
Skakmat! Megawati Sebut Ada Banyak yang Antre Jadi Cawapres Ganjar: Tapi Malu-malu Kucing
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyebut ada banyak pihak yang mengantre untuk menjadi cawapres Ganjar di Pilpres 2024 mendatang.
Diketahui, dalam pertemuan PDIP dan PPP yang digelar hari ini belum ada obrolan tengang mama cawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo.
Bahkan Megawati meminta kepada Ketua Umum PPP Marsiono untuk tidak membahas tentang Ganjar terlebih dahulu.
Megawati juga mengibaratkan dirinya yang sedang berjuang untuk membangun sebuah rel kereta. Menurutnya kini dari 20 gerbong, kereta yang dibangunnya telah diisi cukup sesak bahkan masih banyak yang ingin masuk.
"Saya bilang ke Pak Mardiono tunggu dulu kok kayak-kayaknya ini akan banyak yang ngantri," kata Megawati. dalam pertemuan dengan Plt Ketum PPP Mardiono dan elite PPP di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Minggu (30/4/2023).
"Jadi ya saya memang mengatakan kepada anak-anak saya di PDI Perjuangan dulu sebagai ketua umum PDI, saya itu hanya baru sanggup membuat rel kereta tetapi rel kereta itu saya buat dengan sebuah tujuan untuk Indonesia Merdeka," sambung Megawati.
"Nah ternyata tadinya satu gerbong loh sekarang ini kalau saya umpamakan, gerbongnya 20 saja Itu sudah penuh sesak," jelas Presiden RI kelima itu.
Putri Soekarno itu mengatakan kini banyak pihak yang ingin bergabung di gerbong yang dibuatnya namun masih malu-malu kucing.
"Yang mau ikut banyak banget. Cuma banyak juga yang malu-malu kucing," ungkap Megawati.
Ditanya tentang nama cawapres yang bakal mendampingi Ganjar, Megawati menegaskan agar semua pihak berdabar.
Ia menegaskan masih memiliki waktu untuk memutuskan hal tersebut yang baru kemudian didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Jadi tolong sabar ya, tunggu saja mainnya toh. Sudah ada tadi ke KPU nya, 22-29 Oktober, itu boleh kalian deg-degan deh. Karena itu sudah akhir maksudnya batas waktu," jelas Megawati.
Peluang Sandiaga
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menanggapi pertanyaan wartawan terkait isu peluang Sandiaga Uno sebagai cawapres Ganjar Pranowo.
Dia mengaku heran dengan munculnya isu tersebut.
Adapun, pertanyaan itu diungkapkan awak media setelah elite PDIP bersama PPP menggelar pertemuan di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (30/4/2023).
Mulanya, Megawati meminta awak media untuk bersabar menunggu pengumuman nama cawapres pendamping Ganjar.
Namun, awak media kembali bertanya kepada Megawati menyikapi kencangnya isu Sandi sapaan akrab Sandiaga Uno yang bakal menjadi Cawapresnya 2024 pendamping Ganjar.
"Nah ini siasat wartawan, padahal tadi sudah tegas. Sabar, tunggu, ehh malah masuk spesifikasi. Siapa yang mau dijadiin. Saya mengerti adik-adik ini senangnya dapat berita headline, berita utama," kata Megawati menjawab.
"Makanya sabar, kok, yang disebut cuma satu, ya," lanjut dia.
Megawati dalam menjawab cawapres pendamping Ganjar kemudian menyinggung tentang kereta yang sedang dibangun oleh Presiden RI Kelima itu.
Menurut dia, sudah ada 10 nama tokoh yang memiliki peluang untuk mendampingi Ganjar maju ke kancah Pilpres 2024.
"Saya sudah bilang, kereta saya sudah banyak yang mau naik, loh, tunggu saja. Saya sudah punya di sini berapa, tuh, 10 atau berapa, ya, nanti, kan, mengerucut sendiri oleh pikiran saya," kata Megawati.
Dia melanjutkan, urusan mencari cawapres pendamping Ganjar sebenarnya tidak bisa didasarkan semata oleh elektabilitas menurut lembaga survei.
Sebab, ia mengaku tidak begitu mempercayai hasil-hasil dari lembaga survei. Dia meminta agar hasil survei lembaga survei dikritisi.
"Saya suka bilang, ini boleh, dong, dikritisi, yang namanya survei, saya dahulu belajar statistik, jadi saya tau, loh. Sebenenrya beneran survei atau enggak," kata Megawati. "Loh iya loh, orang satu dua itu. Opo yo, gratisan itu nek disurvei. Mana ada survei yang gratis," sambungnya.
KIB Bubar?
Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Mardiono telah melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/4/2023).
Pertemuan itu untuk membahas kerja sama politik antara kedua partai itu. Oleh karenanya, sekaligus menghadirkan Bakal Calon Presiden (Bacapres), Ganjar Pranowo.
Mardiono mengatakan, pertemuan dengan PDIP ini tidak akan berpengaruh dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Dia menjelaskan, bahwa KIB didirikan dalam rangka untuk kerja sama ide dan gagasan antara tiga partai yakni PPP, Golkar dan PAN.
"Ini ruang beda, ini koalisi bagaimana membangun ide dan gagasan untuk bangsa ke depan. Kemudian keputusan internal partai masing-masing dalam memikirkan bakal capres ini ruang yang berbeda," tegas Mardiono, Minggu (30/4/2023).
"Kemudian dengan keputusan internal partai masing-masing dalam menentukan bakal calon presiden, ini ruang yang berbeda," sambungnya.
Menurut dia, KIB atau tiga partai ini tidak akan mencampuri internal partai masing-masing. Oleh karena itu, setiap parpol bebas menentukan pilihan Capresnya masing-masing.
Hal ini sudah tertera pada piagam perjanjian KIB atau antara ketiga partai.
"PPP tidak akan mencampuri Partai Golkar. Golkar tidak mencampuri urusan PPP demikan juga PAN yang tidak mencampuri internal Golkar," tuturnya.
Kemudian, Mardiono menegaskan bahwa terkait pilihan Capresnya mengarah ke Ganjar Pranowo, pihaknya telah lebih dahulu berkoordinasi dengan Ketum Parpol KIB. Hal itu tidak membuat KIB bubar.
"Itu sudah tahapan pertama saya sampaikan hasil itu ke KIB beberapa hari lalu, dan semua sudah pahami itu. Dan KIB tidak dinyatakan bubar," katanya.
Kata dia, justru pihaknya memiliki tugas untuk mengajak KIB agar bersama-sama mendukung Ganjar, sama seperti PPP.
"Tetapi justru saya punya tugas, masing-masing parpol, termasuk saya sebagai Ketum PPP, mengajak ya KIB untuk bersama pilihannya dengan PPP," ucap Mardiono.
Menurut dia, jika ketiga parpol di KIB lantas juga mendukung Ganjar. Maka kemudian KIB berkembang menjadi KIB Plus.
"Kalau itu terjadi maka yang saya sampaikan itu namanya jadi KIB Plus, kalau itu berbeda, ya itu keniscayaan dalam suatu perpolitikan nasional kita," tutur Mardiono.
"Itu keniscayaan politik karena negara kita adalah negara demokrasi yang kita punya hak untuk tentukan pilihannya. Tidak batasi ruang itu," lanjutnya. (rpi/ebs/ree)