- Tim tvOne/Rika Pangesti
Bukan Naik Ojol, AKBP Buddy Towoliu Jalan Kaki ke Rel Jatinegara
Jakarta, tvonenews.com - Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Leonardus Harapantija Simarmata menegaskan bahwa Kasat ResNarkoba Polres Jaktim, AKBP Buddy Alfrits Towoliu yang tewas terlindas kereta api tidak menumpangi ojek online saat ke Stasiun Jatinegara.
Leonardus menjelaskan bahwa jejak AKBP Buddy terlihat dalam rekaman CCTV Mako Polres Jakarta Timur dan Stasiun Jatinegara. Dengan tegas, ia mengatakan bahwa Buddy berjalan kaki seorang diri menuju ke arah Stasiun Jatinegara.
"Bisa dipastikan tidak menggunakan ojek online karena dari bukti petunjuk yaitu CCTV yang ada di depan Polres baik itu diatas maupun dibawah," ujar Leonardus saat konferensi pers di Polres Metro Jakarta Timur, Senin (1/5/2023).
Leonardus juga memperlihatkan rekaman CCTV saat Buddy keluar dari gerbang Polres Jaktim. Terlihat bahwa Buddy mengenakan kaos dengan dibalut jaket berwarna hitam berjalan keluar dari gerbang Polres Jaktim pada pukul 09.12 WIB.
Tak hanya itu, AKBP Buddy juga terlihat dalam rekaman CCTV Stasiun Jatinegara pada pukul 09.21 WIB ia sedang berjalan kaki seorang diri.
"CCTV yang ada di Stasiun Jatinegara menunjukan bahwa korban almarhum ini berjalan sendirian," ungkapnya.
Untuk itu, dia membantah apabila Kasat Narkoba Polres Jaktim itu dikatakan tergesa-gesa menumpangi ojek online saat menuju ke lokasi (Stasiun Jatinegara). Hingga akhirnya ditemukan tewas di rel kereta api Cipinang jalur 3.
Sebelumnya, berdasarkan berita yang beredar belakangan terakhir, AKBP Buddy Alfrits dikabarkan sempat berangkat dari Polres Metro Jakarta Timur dengan kendaraan ojek online (ojol).
Hal itu bagi keluarga merupakan kejadian janggal karena biasanya AKBP Buddy pergi dengan kendaraan pribadi.
"Iya pribadi. Keluar dia naik Grab," ujar Paman AKBP Buddy Alfrits Towoliy, Cyprus A Tatali kepada awak media, Minggu (30/4/2023).
Tak hanya masalah ojol, keluarga juga merasa janggal karena sebelum berangkat AKBP Buddy sempat menerima telepon misterius dari seseorang.
Atas hal itu keluarga menduga AKBP Buddy tergesa-gesa sehingga menggunakan jasa ojol untuk berangkat.
"Berangkatnya anehnya dia naik grab, katanya naik grab. Padahal, dia ada mobil pribadi," kata Cyprus.
"Kalau dia naik grab, yang telepon ini berarti tidak selevel atau tidak di bawah dia. Dia butuh waktu, kecepatan kan kira-kira begitu. Berarti orang telepon itu minimal di atas daripada dia kan, kita menduga juga kan. Kenapa dia bela-belain naik grab," sambungnya. (rpi/ebs)