- Tim tvOne/Rika Pangesti
Puslabfor Polri Pastikan Tak Ada Racun dalam Tubuh AKBP Buddy Alfrits Towoliu
Jakarta, tvonenews.com - Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri telah memeriksa bagian tubuh dari jasad Kasat ResNarkoba Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Buddy Alfrits Towoliu yang ditemukan tewas di rel Stasiun Jatinegara.
Tim Puslabfor memastikan tidak ada kandungan racun yang terdapat di tubuh korban.
Kepala Bidang Kimia Biologi Forensik (Kabid Kimbiofor) Puslabfor, Kombes Pol Wahyu Marsudi mengatakan bahwa pihaknya telah memeriksa 6 komponen bagian tubuh AKBP Buddy Alfrits Towoliu, yakni darah, urine, potongan hati, rambut, kuku tangan kanan dan kuku tangan kiri.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata Wahyu, tidak ditemukan pemakaian narkoba, alkohol, pestisida, arsenik dan sianida.
“Setelah kita lakukan detil dan teliti, dari keenam barang bukti yang kita terima, telah kita dapatkan hasil seluruhnya negatif," ucap Wahyu saat konferensi pers di Mapolres Jakarta Timur, Senin (1/5/2023).
Wahyu menegaskan bahwa berdasarkan temuan itu, pihaknya menyimpulkan kematian AKBP Buddy bukan karena kandungan racun yang masuk ke dalam tubuh.
"Dari sini kita berani menyimpulkan seluruh barang bukti yang kita terima dari penyidik dari darah korban, urine, potongan hati, potongan rambut, swab kuku kanan dan kiri semuanya tidak terdeteksi adanya narkoba, alkohol, pestisida, arsen dan sianid. Jadi dari toksiologi sudah memastikan tidak tergantung material tersebut," jelas dia.
Ia mengatakan, pihaknya menerima surat permohonan pemeriksaan laboratorium atas nama Buddy Alfrits Towoliu dari Kapolres Metro Jakarta Timur Nomor B/3184/IV/RES.1.24/2023/Res.JT tanggal 29 April 2023.
Kemudian ia mendapatkan surat perintah dari Kapuslabfor Bareskrim Polri Nomor Sprin/729/IB/Res.9.5/2023 pada 30 April 2023.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Dokter forensik Rumah Sakit Polri, Asri mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, sebab kematian korban karena kekerasan tumpul dengan kecepatan tinggi.
"Kekerasan tumpul pada bagian dada dengan kecepatan tinggi yang menimbulkan terputusnya badan sehingga merobek organ dalam rongga dada dan perut," terang Asri.
Lebih lanjut, Asri menjelaskan, berdasarkan hasil visum, ditemukan luka-luka memar dan patah tulang, hingga ada bagian tubuh yang terputus.
Keadaan organ-organ dalam AKBP Buddy juga ditemukan hancur.
"Keadaan organ-organ dalam yang hancur pada bagian tubuhnya mengalami putus. Kami menyimpulkan bahwa kekerasan yang terdapat pada tubuhnya yaitu akibat dari kekerasan tumpul. Kekerasan tumpul itu akibat dari bentuk benda yang memiliki kecepatan tinggi," tuturnya.
Selain itu, Asri mengatakan bahwa pihaknya juga melakukan pemeriksaan terhadap urine AKBP Buddy. Apakah dalam kondisi positif narkoba atau tidak.
"Kami juga melakukan skrining terhadap kandungan narkoba dan alkohol dari urine dan hasilnya negatif," pungkas dia. (rpi/ebs)