- Dok. Kemenag
Prihatin! Gaji Pegawai Outsourcing Masjid Sheikh Zayed Solo Dibayar Tak Sesuai, Bahkan Ada yang Kurang Hingga 1 Juta
Jakarta, tvOnenews.com - Banyaknya protes para pegawai outsourching Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, yang mendapati gaji tak sesusi kesepakatan, seolah pribahasa 'Murah Dimulut Mahal Ditimbangan' mewakili apa yang kini dirasakan para pekerja outsourching di Masjid Raya tersebut.
Para pegawai outsourching Masjid Raya Sheikh Zayed mengeluhkan mekanisme pembayaran gaji yang tidak utuh dan tidak sesui apa yang telah disepakati bersama antara para pekerja dan pihak manajemen.
Salah satu pegawai Masjid Raya Sheikh Zayed yang enggan disebutkan namanya menceritakan bahwa dirinya pada bulan Mei ini menerima gaji yang tidak sesuai dengan kesepakatan.
"Kalau bulan kemarin kita itu digaji secara flat. Karyawan terbawah digaji UMK Solo Rp 2.174.000. Tapi dalam proses prakteknya di awal penggajian itu kurang," ujarnya.
Presiden Jokowi dan Mohammed bin Zayed foto usai resmikan Masjid Sheikh Zayed
Ia menyebut pihak pengelola sebenarnya sudah membayarkan ulang kekurangan gaji. Akan tetapi dilakukan dengan jangka waktu yang lama.
"Ada yang 5 hari, ada yang setengah bulan belum clear dan sebagainya. Alasan mereka sistem dan sebagainya. Ini sudah ketiga kalinya masih tetap seperti itu," paparnya.
Besaran gaji yang diterima masing-masing pegawai di Masjid Raya Sheikh Zayed pun berbeda-beda yang mereka terima, padahal seharunya besaran gaji yang diterima sama sesui kesepatan diawal.
"Kemarin pada gajian, tapi pada kaget. Kok nerimanya cuma segini. Ada yang nerima 1,8 juta ada yang nerima 1,7 juta. Ada yang nerima 1,6 juta, malah ada yang nerima 900 ribu. Itu dialami hampir semua pegawai dalam penggajian," jelasnya.
Para pegawai outsourching inipun mengaku sudah melakukan komunikasi dengan pihak manajemen soal besaran gaji yang tidak sesuai kesepakatan. Namun dari pihak manajemen hanya memberikan alasan ada masalah di sistem perusahaan.
"Oke, kalau sistem 2x kemarin kami menerima atas kesalahan sistem. Tapi kalau yang ini masih telat lagi, nanti dibayarkan 1 minggu. Kami karyawankan juga punya kebutuhan pengeluaran," tandasnya.
Kenyataan yang kini dirasakan para pegawai di Masjid Raya Syeh Zayed Solo, seolah tak sesui apa yang pernah dijanjikan saat peresmian masjid pada tahun 2022 lalu. Padahal, dalam pidatonya masjid ini akan dikelola secara profesional.
"Hadirnya Masjid Raya Syeikh Zayed Solo diharapkan menjadi prototipe masjid yang dikelola secara profesional, baik idarah (manajemen), imarah (memakmurkan), dan riayah-nya (pemeliharaan)," kata Kamaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar di Masjid Sheikh Zayed Solo, Senin (14/11/2022).
Penandatanganan MoU pengelolaan bersama Masjid Syekh Zayed Solo
Diketahui, Pemerintah Indonesia dengan Persatuan Emirat Arab (PEA) menandatangani kesepakatan pengelolaan bersama Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Kesepakatan ditandatangani Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin dan Rektor Universitas Muhammad Bin Zayed PEA, Khaled Salem Al-Yabhouni Al-Dhahrei, di Solo.
“Ini sedikit lagi selesai masih ada hal-hal kecil yang harus dituntaskan. Mudah-mudahan 15 atau 16 Januari diserahkan ke kami untuk dioperasikan. Karena tadi sudah ada manajemennya,” kata Kamaruddin di Solo, Kamis (12/1/2023). (mii)