- Tim tvOne
Mencengangkan, Aktor Tio Pakusadewo Beberkan Ketelibatan Anak Menteri Dalam Putaran Bisnis Ilegal di Lapas, Uya Kuya: Siapa Om?
Jakarta, tvOnenews.com – Pengakuan mencengangkan keluar dari mulut aktor kawakan Tio Pakusadewo soal keterlibatan salah anak menteri dalam bisnis ilegal di dalam penjara menarik perhatian publik.
Dalam kanal Uya Kuya TV, Tio Pakusadewo mengungkap beberapa hal dan bisnis ilegal yang terjadi di dalam penjara.
"Itu kalau mau dibenerin dari kalapas aja dulu," ungkap Tio dikutip dari akun Twitter @Heraloebss, Jumat (5/5/2023).
Aktor Tio Pakusadewo diketahui masuk penjara dua kali karena kasus narkoba. Bisa dikatakan dia familiar dengan yang terjadi di dalam sana.
"Nggak ada yang bener, bullshit lah, sipir-sipir penjara taik semua," umpat aktor yang terkena kasus narkoba pertama pada April 2020.
Kemudian dia bercerita tentang tabiat di penjara bahwa akan ada waktu di mana lampu lapas sengaja dibuat mati. Itu terjadi seminggu atau dua minggu sekali.
Tio mengatakan, jika itu terjadi, tandanya barang ada yang masuk. Ditambah lagi dengan suara yang khas yang menandakan ada yang sedang berjualan narkoba.
"Even pabriknya ada di dalam," kata Tio yang berusia 59 tahun ini.
"Pabrik narkoba?" tanya Uya.
"Mereka bikin di dalem, ini kartel," jawab Tio yang kembali masuk penjara karena kedapatan memiliki ganja.
"Yang menggagas itu bekas napi trus ngegaet anaknya menteri," papar Tio.
"Siapa menterinya Om?" kembali Uya bertanya.
"Kalau disebut, elu repot gue repot," ucap Tio.
Video pendek itu berdurasi 1 menit saja. Namun, seseorang menyebut siapa anak menteri yang diduga turut campur. Akun Twitter @PartaiSocmed membeberkan siapa anak menteri itu. Dia adalah Yamitema Laoly, anak dari Yasonna Laoly, Menteri Hukum dan HAM.
Akun Twitter itu menyebutkan bahwa Yamitema Laoly adalah chairman dan co founder dari Jeera Foundation dengan PT Natur Palas Indonesia.
Anaknya Dituding Bisnis Dalam Lapas, Yasonna Laoly Beberkan Peran Tio Pakusadewo di Jeera Foundation
Anak Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly yakni Yamitema Tirtajaya Laoly tengah menjadi sorotan publik. Pasalnya, Yamitema disebut-sebut terlibat bisnis di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) lewat Yayasan Jeera Foundation yang merupakan bagian dari PT Natur Palas Indonesia.
Isu ini berawal dari cuplikan wawancara artis kawakan, Tio Pakusadewo dengan Uya Kuya di channel YouTube Uya. Dalam wawancara itu, Tio menyebut ada anak menteri yang memonopoli bisnis di dalam lapas tersebut. Meski, Tio tak menyebutkan nama dengan jelas.
Namun, sorotan tertuju pada anak Menkumham Yasonna, Yamitema Laoly. Menanggapi hal itu, Yasonna membantah tuduhan tersebut.
Menurut dia, Yayasan Jeera Foundation bekerja sama dengan lapas untuk membantu para narapidana memiliki keterampilan.
"Jadi Jeera itu yayasan yang membina napi, barista, (perajin) kulit, mereka memang ada kerja sama dengan koperasi di tempat dia itu," kata Yasonna kepada wartawan. Yasonna menjelaskan bahwa Tio Pakusadewo bahkan juga pernah menjalin kerja sama dengan Jeera Foundation.
Untuk itu dia mengaku heran dengan tudingan Tio. Yasonna menceritakan bahwa Tio pernah diminta Jeera Foundation menjadi pelatih. Namun, karena Tio melakukan pelanggaran berat sebanyak 2 kali. Oleh karenanya, Tio diberhentikan dan bahkan dimasukkan ke dalam straft cell (sel pengasingan).
"Itu kan si Tio yang pernah dua kali disana, dia juga pernah dipakai Jeera menjadi pelatih. Tapi karena dia melakukan pelanggaran berat, diberhentikan. Bahkan dia pernah dimasukkan ke straft cell," ungkap Yasonna. Namun begitu, Yasonna enggan menjelaskan apa pelanggaran berat yang dilakukan oleh aktor The Raid itu.
"Makanya heran juga saya. Ya tanya Karutannya (Kepala Rutan), pokoknya berat, masuk straft sel," ucap dia.
Sebelumnya, Wakil Menteri (Wamen) Hukum dan HAM, Eddy Hiariej juga membantah dugaan bahwa anak menterinya terlibat memonopoli bisnis di lapas. Menurut dia, informasi yang beredar saat ini adalah informasi yang menyesatkan.
"Itu informasi yang menyesatkan," ungkap Eddy kepada wartawan di Kantor Kemenkumham, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (2/5/2023).(rpi/muu)