Carina Joe, Adam Ritcchie, Sandy Douglas.
Sumber :
  • John cairns photography

Bangga! Carina Joe Ilmuan Asal Indonesia di Balik Vaksin AstraZeneca

Jumat, 29 Oktober 2021 - 15:50 WIB

Jakarta – Mahasiswa post doctoral di Jenner Institute Universitas Oxford, Carina Citra Dewi Joe, membawa harum nama Indonesia. Pasalnya, wanita asal Indonesia ini tercatat menjadi tim kecil manufaktur Universitas Oxford, dan berhasil menemukan formula untuk produksi massal vaksin AstraZeneca.

Seperti yang dikutip BBC Indonesia, Carina menemukan formula tersebut pada 15 Januari 2020 setelah ia melakukan penelitian selama tiga bulan, saat pandemi Covid-19 pertama kali menyebar di Wuhan, China.

Atas temuan Carina, memungkinkan produksi vaksin lebih banyak 10 kali dengan hanya menggunakan sekitar dua sendok makan sel saja.

“Jadi ini skala 30 ml atau dua sendok makan yang saya gunakan waktu pertama kali menemukan proses produksi yang bisa meningkatkan hasil vaksin hingga 10 kali lipat.” Jelas Carina seperti yang dikutip BBC Indonesai, Jumat (29/10/20210

Untuk menemukan formula ini, Carina mengaku jika dirinya hampir saja menyerah karena tingginya tekanan. Bahkan, Carina juga sempat berencana mundur dari tim tersebut.

“Ada Momen ketika saya bilang saya sudah tidak mau kerjakan ini, karena terlalu besar bebanya. Sakit pun harus masuk, karena tidak ada yang gantikan pada saat itu, Saya bilang saya keluar saja, saya tidak mau mengerjakan ini lagi.” Kenang Carina seperti dikutip BBC Indonesia

Kerja keras dan temuan Carina pun mendapat apresiasi yang sangat luar biasa dari Ketua Tim Manuifaktur Oxford, Sandy Douglas, menurutnya apa yang dilakukan Carina adalah pencapaian yang sangat luar biasa.

"Carina melakukan pekerjaan luar biasa selama 18 bulan terakhir," kata Ketua Tim Manuifaktur Oxford, Sandy Douglas, yang dikutip dari BBC Indonesia, Jumat (29/10/2021).

Hal lain yang patut dibanggakan atas pencapaian Carina adalah karena dia satu-satunya orang yang berhasil menemukan formula tersebut sendirian.

"Satu hal yang tak biasa adalah Carina mengerjakannya sendiri, tidak seperti tim perusahaan besar seperti Pfizer yang memiliki peneliti manufaktur dalam jumlah banyak." Lanjutnya.

Banyaknya dukungan dan apresiasi yang diterima Carina tak langsung membuat Carina berpuasa diri, ia justru merasa jika pencapaiannya saat ini baru saja dimulai.

“Saya merasa saya masih perlu banyak belajar dari atasan saya dan professor-profesor lain, dan menurut saya ini barulah permulaan saja, masih panjang jalan yang harus saya tempuh untuk menjadi orang hebat.” Ungkap Carina.

Atas pencapaianya Carina akan mewakili tim dalam menerima penghargaan Pride of Britain di London pada akhir pekan ini. Penghargaan ini merupakan satu dari sejumlah penghargaan yang diterima tim vaksin Universitas Oxford sejauh ini.

Saat ini, vaksin Oxford AstraZeneca paling banyak digunakan di dunia, mencakup 177 negara, termasuk Indonesia. (mii)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:50
03:27
02:06
03:04
03:16
05:48
Viral