Ilustrasi -Penyakit sifilis.
Sumber :
  • ANTARA

Penyakit Sifilis atau "Raja Singa" Menghantui Warga di Sejumlah Daerah

Kamis, 25 Mei 2023 - 11:12 WIB

Jakarta, tvonenews.com - Dinas kesehatan (Dinkes) di sejumlah daerah mewaspadai penyebaran penyakit sifilis atau tempo dulu dikenal dengan penyakit "raja singa". Salah satunya seperti dilakukan oleh Dinkes  Kabupaten Garut, Jawa Barat yang meminta agar jajarannya terus mewaspadai penyebaran penyakit sifilis dengan melakukan edukasi.

Selain melakukan edukasi bahaya penyakit sifilis, Dinkes setempat juga memberikan pengobatan.

Saat ini laporan di lapangan kasusnya diklaim maish rendah, sebesar 4 persen dari jumlah total kasus di tingkat provinsi Jawa Barat sebanyak 3.186 orang.

"Sifilis itu sebenarnya kalau di kita tidak terlalu tinggi kasusnya, secara angka kita memang enggak terlalu ini sih, masih dalam batas aman, dalam setahun itu ada 100-150," kata Kepala Dinkes Kabupaten Garut Leli Yuliani, beberapa waktu lalu.

Ia menuturkan kasus sifilis saat ini menjadi perhatian serius pemerintah karena munculnya kasus yang cukup banyak di tingkat provinsi.

(Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani. Sumber: ANTARA)

Namun di Garut, kata dia, secara angka tidak banyak masih dalam batas aman dengan kisaran setiap tahunnya 100 sampai 150 kasus, meski begitu tetap menjadi perhatian pemerintah daerah untuk mencegah, dan mengobatinya, karena bisa jadi kenyataan di lapangan lebih banyak.

"Kasus sifilis ini kan seperti fenomena gunung es, jadi bisa saja kemudian secara data sebenarnya di lapangan itu lebih banyak, namun yang diketahui sedikit," kata Leli.

Ia menyampaikan kasus yang tercatat di Garut hanya 4 persen kasusnya dibandingkan dengan kasus yang saat ini terdeteksi di Provinsi Jabar sebanyak 3.186 orang.

Usia Produktif

Mereka yang diketahui menderita sifilis, kata Leli, kebanyakan usia produktif yang diketahuinya berdasarkan pemeriksaan ibu-ibu yang hamil, maupun mereka yang berobat ke tempat pelayanan kesehatan milik pemerintah.

"Kalau mereka berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah tentu akan terdata, berbeda kalau yang berobatnya di fasilitas kesehatan lainnya," kata Leli.

Ia mengungkapkan kalangan yang terjangkit penyakit itu merupakan usia produktif, bahkan ada yang statusnya masih pelajar dampak dari berhubungan intim sembarangan atau pasangannya memiliki penyakit menular.

(Ilustrasi - Bakteri Sifilis. Sumber: ANTARA)

Terkait wilayah sebarannya, kata dia, kebanyakan di wilayah perkotaan Garut, namun dari mana awal penularannya tidak dapat diketahui, bisa jadi di Garut atau luar kota, kemudian terdata atau diobati di Garut.

"Di mana kenanya, kita juga belum bisa menyimpulkan apakah dia terkenanya di luar atau di Garut, yang pasti sekarang kasusnya ditemukan di Garut," kata perempuan bergelar dokter itu. 

Seks Beresiko

Sementara itu, di Pekalongan, Jawa tengah, Pemkot mengajak masyarakat menghindari seks berisiko yang bisa menimbulkan penyakit seperti sifilis dan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh (human immunodeficiency virus), serta menjaga kebersihan alat kelamin.

Kepala Dinkes Pekalongan Slamet Budiyanto mengatakan bahwa sebaiknya masyarakat yang sudah memiliki pasangan hidup agar berhubungan secara sehat dan bagi yang belum berpasangan jauhi seks bebas.

"Jaga kebersihan diri dalam kasus ini tentunya menjaga kebersihan alat kelamin. Demikian pula, apabila mengalami keluhan bisa langsung datang ke pelayanan kesehatan dan jangan mencoba menangani sendiri," katanya.

(Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto. Sumber: ANTARA)

Menurut dia, saat ini ada 8 rumah sakit dan 14 puskesmas yang siap melayani pengobatan antiretroviral (ARV) bagi para pengidap sifilis dan HIV.

​​​​​Selain itu, kata dia, pihaknya juga menyediakan program "Injeksi Benzathine Penicillin" dengan cukup 1 kali suntik bagi penderita sifilis.

"Untuk injeksi bagi penderita sipilis hanya 1 kali namun suntikannya terasa cukup sakit karena kental dan dosis tunggal," katanya.

Ia yang didampingi Epidemiolog Kesehatan Muda Opik Taufik mengatakan penderita HIV rata-rata tidak ada keluhan karena virus akan merusak sistem kekebalan tubuh dan akan berbeda dengan penderita AIDS yang bergejala seperti penyakit tipes, gejala gastritis (nyeri perut), pusing, stroke, demam, tidak nafsu makan, batuk-batuk, dan sariawan.

Adapun bagi penderita sifilis, kata dia, akan mengalami gejala seperti kencing keluar darah atau nanah, sekitar kemaluan mengalami luka atau kelainan, dan saat berhubungan badan merasakan sakit.

Dikatakan, hingga April 2023, pihaknya mencatat terjadi 58 kasus HIV dan 7 kasus sifilis.

Sifilis di Sumatera

Tak hanya di Jabar dan Jateng, temuan penyakit sifilis juga ditemukan di wilayah Sumatera. Contohnya di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Dinkes setempat mencatat tiga kasus penyakit raja singa atau sifilis dan penyakit infeksi menular seksual (IMS) pada periode Januari-Mei 2023 di wilayah ini.

"Untuk jumlah kasus sifilis di Tanggamus sendiri dari awal bulan Januari hingga Mei 2023 terdapat tiga kasus sifilis," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Marhaenisa Abirakhman.

Ia mengatakan, dari jumlah kasus sifilis yang berhasil ditemukan dan diobati oleh pihak dinas kesehatan Kabupaten Tanggamus tersebut berada di dua kecamatan.

"Tiga kasus yang terlaporkan itu berada di Kecamatan Antar Brak satu kasus dan Negara Batin dua kasus," kata dia.

Untuk pengobatan, kata dia, seluruh penderita penyakit sifilis tersebut sudah dilakukan pengobatan dan penyembuhan.

Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk khususnya remaja agar menghindari pergaulan bebas seperti seks bebas.

"Imbauannya untuk masyarakat khususnya remaja agar menghindari seks bebas, atau melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan, dan untuk yang sudah menikah agar setia kepada pasangannya," imbau dia.

Selain Tanggamus,  Dinkes Kabupaten Lampung Selatan mencatat delapan kasus penyakit raja singa atau sifilis dan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) pada periode Januari-Mei 2023 di wilayah ini.

"Dari awal tahun 2023 yang sudah tercatat oleh pihak Dinas Kesehatan Lampung Selatan ada sebanyak 8 kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Basuki Didik Setiawan, di Kalianda, Ahad.

Sedangkan, pada tahun 2022 jumlah kasus sifilis di Lampung Selatan tercatat sebanyak 20 kasus. "Untuk tahun kemarin atau tahun 2022 itu ada 20 kasus dan sudah diobati," kata dia.

Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk khususnya remaja agar menghindari pergaulan bebas seperti seks bebas.

"Bagi yang belum menikah tidak melakukan hubungan seks dan bagi yang sudah menikah hanya melakukan hubungan seks dengan pasangannya," ujar dia lagi. (ant/ito)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
04:33
07:01
06:26
01:11
02:39
02:22
Viral