- Antara
Bima Arya Puji Ganjar Pranowo, Sandingkan dengan Kepemimpinan Prabu Siliwangi: Sama-sama Dicintai Rakyat
Kerajaan Pajajaran, ibu kota-nya di bangun parit, yang mengelilingi kerjaan yang berfungsi menjaga keamanan dan kesejahteraan untuk warganya. Di samping itu, Prabu Siliwangi pluralis sejati, menghargai keberagaman, mengayomi perbedaan.
"Agama Islam boleh tumbuh dan berkembang di zaman Prabu Siliwangi tadi. Apa hubungannya sama Mas Ganjar? Nanti dulu. akan nyambung saja di ujungnya nih," katanya.
Bima menyebutkan tiga nilai dari Prabu Siliwangi yang ada pada Ganjar Pranowo ialah yang pertama "pamanggul" yang artinya pemikul yang mengharuskan memiliki stamina yang kuat maupun jiwa raganya.
"Mentalnya harus kuat, staminanya harus kuat. Jadi kalau kuat lari, setiap kota dikunjungi, kuat apa enggak? pamanggul apa enggak? Ganjar Pranowo bukan? itu satu," ujarnya.
Kedua, kata Bima, ini juga filosofi kepemimpinan Prabu Siliwangi dan pemimpin Sunda, "jembar hate", ikhlas legawa, hati seluas samudera, tidak "julid", walaupun sebelumnya belum pasti dapat tiket jabatan selanjutnya, belum pasti didukung, tetap bekerja dengan ikhlas tidak mengharapkan apa-apa dan loyal terhadap pimpinan. Itu semua ada di Ganjar Pranowo.
Yang ketiga, filosofi "parigeuing". Parigeuing yang berarti pintar dan piawai berkomunikasi bertutur dengan baik, tidak pernah menyakiti, tutur katanya itu tidak pernah menyinggung, tidak pernah membuat gejolak, tidak pernah kontroversial, hati-hati dan mampu berselancar ke semua elemen, baik di dunia nyata maupun dunia maya, termasuk sosial media, kalau zaman sekarang.
"Jadi kalau dulu di zaman Prabu Siliwangi sudah ada sosmed, kemungkinan besar, Prabu Siliwangi ini punya akun IG untuk berselancar dengan warganya, karena piawai berkomunikasi. Jadi pemimpin parigeuing, piawai berkomunikasi. Ganjar Pranowo Bukan? (iya) terima kasih," kata Bima. (ant/ebs)