- Tim tvOne - Muhammad Bagas
Mahfud MD Kembali Bongkar Rahasia, Menko Polhukam Blak-Blakan Ungkap Fakta dari Kasus Pencucian Uang Hingga Pembunuhan
Jakarta, tvOnenews.com - Siapa yang tak mengenal Mahfud MD? Ia memiliki peran penting saat memerintah di masa Kabinet Indonesia Maju. Saat ini Mahfud MD menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Meko Polhukam) sekaligus Plt Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).
Bahkan memiliki jabatan di pemerintahan bukan menjadi yang pertama kali baginya. Mahfud MD pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI, Anggota DPR RI, hingga Ketua Mahkamah Konstitusi.
Dalam masa pemerintahannya sebagai Menko Polhukam, Mahfud MD sering menangani kasus-kasus besar yang terjadi di tanah air, seperti menangani mafia hukum, mafia kekayaan alam, kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy hingga kasus dugaan gratifikasi oleh ayah Mario, Rafael Alun Trisambodo, dan Kasus Pembunuhan Berencana oleh Ferdy Sambo.
Kini Mahfud MD membuka suara mengenai sejumlah kasus tersebut. Melansir dari podcast dalam kanal YouTube Sekretariat Kabinet, Menko Polhukam membongkar rahasianya saat ia menangani kasus tersebut.
Seperti apa penjelasan Mahfud MD mengenai kasus-kasus besar, simak informasinya berikut ini.
Menko Polhukam, Mahfud MD melakukan sebuah wawancara dalam sebuah podcast yang diunggah melalui kanal YouTube Sekretariat Kabinet. Ia membicarakan bagaimana tanggung jawabnya sebagai seorang menteri.
Saat diwawancarai oleh Benedicta Trixie, Mahfud MD menjawab tantangan terbesarnya dalam menjalankan tugas sebagai Menko Polhukam.
Beberapa kasus ia bahas dalam wawancara tersebut, seperti menangani mafia hukum, mafia kekayaan alam, kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy hingga kasus dugaan gratifikasi juga Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) oleh ayah Mario, Rafael Alun Trisambodo, dan Kasus Pembunuhan Berencana oleh Ferdy Sambo.
Mahfud MD mengatakan tugasnya yang sering ia tangani seperti mafia peradilan, mafia hukum, hingga mafia kekayaan alam seperti kasus pertambangan.
Sejumlah oknum dalam kasus pertambangan yang ia tangani terkadang ia bertemu dengan orang dengan berbagai macam masalah.
“Mafia peradilan, mafia hukum itu kan tugas saya. terutama kalau mafia mafia kekayaan alam, misalnya tambang itu karena terkadang bercampur antara orang ingin berusaha baik-baik, orang yang ingin apa berusaha secara ilegal, bercampur dengan preman, bercampur dengan backup dari pejabat. Kadang kala kita menyelesaikan masalah gitu, ‘saya anu di-backing ini, di-backing itu’,” ungkap Menko Polhukam, Mahfud MD dalam podcast pada kanal YouTube Sekretariat Kabinet.
Menko Polhukam, Mahfud MD. (Tim tvOne)
Ia mengaku kasus tersebut rumit untuk diselesaikan lantaran adanya campur tangan oleh orang-orang yang memiliki kebijakan.
Oleh karena itu, ia lebih menyukai caranya untuk bicara terbuka supaya orang yang terlibat dalam berbagai kasus tersebut tidak dapat mengelak lagi.
“Nah bagi saya itu agak rumit menyelesaikannya. Itulah sebabnya kalau daripada saya bicara berbisik, berdua ingin menyelesaikan masalah. Lebih baik bicara terbuka, agar orang tidak bisa menghindar. Kalau ada apa-apa tuh kan saya juga bicara kan keras, suka speak up, biar orang nggak bisa menghindar. ‘Pak Mahfud sudah ngomong gitu loh’, padahal saya nggak enak juga untuk sampai saya neriakin orang itu Sebenarnya ya bukan sesuatu yang enak,” ujarnya.
Beberapa kasus juga ada yang awalnya tidak ada tindakan, namun Mahfud MD dengan berani mengungkapkan kasus untuk diselidiki.
Seperti kasus yang telah beredar pada (20/11/2022), seorang nenek ODGJ telah ditendang oleh sekelompok siswa yang lewat setelah pulang sekolah. Mahfud sempat mengunggah video tersebut dengan menandai pihak kepolisian pada media sosialnya.
“Kan banyak tuh ya, kasus-kasus yang itu tersembunyikan. Misalnya itu di Tapanuli Selatan (Tapsel), ada seorang nenek-nenek gitu lalu ada anak pulang sekolah dihajar sini gitu kan masuk viral di video,” jelas Mahfud MD.
“Beberapa hari tidak berkuda ada beritanya saya ambil saya kirim ke polisi lewat medsos. ‘pak masa ada begini gini cari dong. sorenya ketangkap,” lanjutnya.
Menko Polhukam, Mahfud MD. (Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Kabinet)
Selain itu, kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy viral di media sosial. Setelah diselidiki, ayah Mario, Rafael Alun Trisambodo juga ikut tersangkut dalam kasus gratifikasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
“Rafael ya, kan yang saya katakan Mario, anaknya menganiaya (David). Lalu apa, kok orang jahat begitu dan sombong anaknya siapa? disebut itu anaknya Rafael. Rafael itu siapa? itu pejabat eselon 3 di Departemen Keuangan,” katanya.
Hingga pada saat itu, Mahfud menerima sebuah laporan dari PPATK bahwa ia pernah dilaporkan lantaran harta kekayaannya yang tidak wajar sejak tahun 2012, dengan kekayaan hingga 500 miliar.
Setelah itu, pria asal Madura tersebut mengungkapkannya di hadapan pers hingga mendapat dukungan masyarakat untuk menuntaskan kasus tersebut.
“Saya bilang, coba lihat daftar kekayaannya jalan-jalan Transaksi dan laporan kekayaannya. Terus saya dapat dari PPATK, pak ini pernah masalah sejak tahun 2012. itu sudah dilaporkan punya kekayaan tidak wajar gitu. loh kok diam tidak bergerak. lalu saya bicara ke pers,” ujarnya.
Lalu kasus pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Ferdy Sambo terhadap Brigadir Yosua Hutabarat. Mahfud MD mengatakan bahwa kasusnya tidak masuk akal sehingga perlu adanya penyelidikan lebih lanjut.
“Nah kalau saya tidak teriak, nggak ke buka. Sambo juga kan orang mati cara begitu? Itu bukan tempat penembak itu pembunuhan selidiki. Semua orang sudah bicara itu tembak menembak dan Sambo tidak tahu itu tembak-menembak dua orang. Tapi saya bilang, tidak mungkin begitu, selidiki,” tegasnya.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi tersebut mengakui bahwa caranya yang terbuka serta berbicara tegas itu bukanlah ingin dicap sebagai orang yang sombong. Namun, setelah ia bersuara, dukungan masyarakat akan muncul untuk menuntaskan kasus tersebut.
“Nah yang begitu Itu kadangkala bukan karena saya ingin ‘Sok’ biar orang tahu. begitu saya ngomong begitu, dukungan publik mengalir,” pungkasnya. (kmr)